Langkah ini, di satu sisi, memang menimbulkan kekhawatiran tentang efisiensi. Namun, di sisi lain, ini adalah upaya untuk menjaga stabilitas politik di masa-masa awal pemerintahannya. Ini adalah keputusan yang tampaknya salah bagi banyak orang, namun bisa jadi adalah keputusan yang benar untuk menghindari kekacauan politik yang lebih besar di masa depan.
Pelajaran dari Abraham Lincoln: Keputusan yang Dianggap Salah, Tapi Menyelamatkan
Untuk memahami lebih dalam tentang keputusan kontroversial Prabowo ini, kita bisa belajar dari salah satu tokoh besar dalam sejarah, Abraham Lincoln. Keputusan Lincoln untuk mengeluarkan Emancipation Proclamation selama Perang Saudara Amerika pada tahun 1863 awalnya dianggap sebagai langkah yang berisiko tinggi.
 Banyak pihak di Utara yang khawatir bahwa tindakan ini akan memperpanjang perang, memperburuk konflik internal, dan bahkan menghancurkan ekonomi. Namun, Lincoln melihat jauh ke depan, menyadari bahwa ini bukan hanya tentang memenangkan perang, tetapi juga tentang memperjuangkan nilai-nilai moral yang lebih tinggi dan mengakhiri perbudakan.
Keputusan Lincoln sangat kontroversial pada masanya, tapi di kemudian hari terbukti menyelamatkan Amerika dari perpecahan lebih lanjut. Dengan mengubah fokus perang dari sekadar menjaga kesatuan menjadi perjuangan untuk kebebasan, ia berhasil mendapatkan dukungan internasional yang lebih luas, melemahkan kekuatan Konfederasi, dan akhirnya memenangkan perang.Â
Tanpa langkah yang berani dan dianggap salah ini, Amerika mungkin tidak akan menjadi negara yang utuh seperti yang kita kenal sekarang.
Mengapa Langkah Prabowo Bisa Menjadi Penyelamat?
Kembali ke Prabowo, keputusan untuk memiliki kabinet dengan 48 menteri tampak seperti langkah yang membebani. Namun, jika dilihat dari perspektif Lincoln, ini mungkin merupakan langkah strategis yang jangka panjangnya akan membawa kestabilan.Â
Dengan melibatkan banyak tokoh politik ke dalam kabinet, Prabowo bisa meminimalkan gangguan dari luar, menyatukan berbagai kepentingan politik, dan menciptakan keselarasan di dalam pemerintahan.
Indonesia adalah negara dengan dinamika politik yang sangat kompleks. Setiap pemimpin harus menghadapi berbagai faksi, baik di dalam partai politiknya sendiri maupun dari luar.
 Dengan memperbesar kabinet, Prabowo bisa memastikan bahwa semua suara ini dapat diawasi dan dikelola secara lebih efektif. Daripada menghadapi oposisi yang kuat dari luar yang bisa merusak reputasi dan kestabilan pemerintahannya, Prabowo mungkin telah memilih untuk mengintegrasikan mereka ke dalam sistem pemerintahan.