Kecerdasan buatan telah memasuki ranah psikologi manusia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari mendeteksi emosi hingga membantu terapi, AI membuka pintu bagi masa depan di mana teknologi dan psikologi saling berkaitan erat.Â
Namun, meskipun AI menawarkan potensi yang besar, kita tidak boleh lupa bahwa hubungan manusia masih sangat penting dalam menjaga keseimbangan emosional dan psikologis kita.
Saat kita melangkah lebih jauh ke dalam dunia di mana AI berperan dalam memahami diri kita, kita juga harus mempertimbangkan batasan etika dan dampak jangka panjangnya. Apakah AI akan menjadi alat yang membantu kita lebih baik memahami diri sendiri, ataukah ia akan mengambil alih peran yang seharusnya dimainkan oleh manusia? Ini adalah pertanyaan yang harus terus kita jawab seiring dengan perkembangan teknologi ini. (KH.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H