Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo & Maung Garuda, Ekspresi Nasionalisme?

21 Oktober 2024   08:18 Diperbarui: 21 Oktober 2024   08:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PRABOWO & MAUNG GARUDA, EKSPRESI NASIONALISME?

Banyak Rakyat pasti tersentuh rasa bangganya karena aksi Prabowo yang belum pernah dilakukan pendahulu-pendahulunya.

Di hari pertama jabatannya sebagai presiden, Prabowo Subianto memilih membuat pernyataan kuat---bukan lewat kata-kata, melainkan lewat pilihannya untuk berkendara. Keputusan Prabowo untuk menaiki "Maung Garuda", kendaraan presiden yang diproduksi oleh "Pindad Indonesia", bukan hanya sekadar keputusan pragmatis, tetapi sebuah ekspresi nasionalisme yang berani. Tindakan memilih kendaraan buatan lokal ini menyoroti keterkaitan antara identitas nasional, kepemimpinan, dan ekonomi. Ini juga mencerminkan langkah serupa dari para pemimpin dunia yang menggunakan merek nasional sebagai alat transportasi resmi mereka, menunjukkan kebanggaan pada inovasi lokal sekaligus mempromosikan semangat "cintai produk dalam negeri".

Artikel ini akan membahas pentingnya penggunaan kendaraan lokal sebagai simbol kepresidenan, membandingkan pilihan Prabowo dengan para pemimpin dunia lainnya yang telah mengadopsi pendekatan serupa. Dengan mengemudi "Maung Garuda", Prabowo menunjukkan komitmennya untuk memajukan industri domestik Indonesia, mengajak rakyatnya untuk bersatu mendukung produk lokal dengan penuh kebanggaan dan tujuan.

Simbol Nasionalisme: Mengapa Para Pemimpin Memilih Kendaraan Nasional

Para pemimpin dunia sering menggunakan simbol negara untuk memproyeksikan citra tertentu, dan kendaraan presiden tidak terkecuali. Mobil kepresidenan sering kali mewakili lebih dari sekadar keamanan atau kemewahan---mobil ini mencerminkan kebanggaan nasional, inovasi, dan kedaulatan. Dengan mengendarai mobil yang diproduksi secara lokal, para pemimpin mendeklarasikan dukungan mereka terhadap industri dan kemampuan teknologi negara mereka, sekaligus menumbuhkan rasa bangga di antara rakyatnya.

Di Indonesia, "Maung Garuda" yang dipilih Prabowo adalah perwujudan dari pesan ini. Dibuat oleh "Pindad", perusahaan milik negara yang mengkhususkan diri pada produk militer dan industri, kendaraan tangguh ini berbicara banyak. Ini bukan sekadar mobil presiden---ini adalah pernyataan kepercayaan pada kemampuan Indonesia untuk memproduksi produk kelas dunia, bahkan di sektor yang dikuasai oleh raksasa global.

Bandingkan ini dengan Amerika Serikat, di mana "Cadillac One", yang dijuluki "The Beast", digunakan sebagai limusin presiden. Diproduksi oleh General Motors, Cadillac yang sangat disesuaikan ini melambangkan kekuatan industri dan inovasi Amerika. Kehadiran yang mengintimidasi ini mencerminkan kecanggihan teknologi dan kekuatan keamanan AS, sekaligus memperkuat pesan bahwa produk buatan Amerika adalah yang terbaik di dunia.

Demikian pula, Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan "Aurus Senat", sedan mewah yang dikembangkan di bawah proyek "Kortezh". "Aurus" adalah simbol kebangkitan industri Rusia, menunjukkan kemampuan negara tersebut untuk menciptakan produk yang dapat menyaingi yang terbaik di dunia dalam hal kemewahan dan keamanan. Pilihan Putin untuk beralih dari Mercedes-Benz ke mobil buatan Rusia jelas merupakan penghormatan kepada nasionalisme, menekankan pentingnya kemandirian.

Fondasi Filosofis: Nasionalisme dalam Bentuk Inovasi Lokal

Apa artinya ketika seorang pemimpin mengendarai mobil yang dibuat oleh bangsanya sendiri? Secara filosofis, ini menyentuh gagasan nasionalisme dan kemandirian. Mobil tersebut menjadi metafora bagi kemajuan dan potensi bangsa. Sama seperti negara harus mengandalkan kemampuannya sendiri untuk berkembang di kancah global, begitu pula ia harus melihat ke dalam untuk menumbuhkan kebanggaan pada pencapaiannya.

Ketika Prabowo mengendarai "Maung Garuda", dia tidak hanya mengendarai kendaraan---dia berpartisipasi dalam tindakan simbolis persatuan nasional. "Maung" lebih dari sekadar mesin; ia mewakili darah, keringat, dan kecerdikan rakyat Indonesia. Dengan memilih kendaraan ini, Prabowo menunjukkan bahwa hasil kerja keras Indonesia dapat berdiri sejajar dengan merek asing mana pun.

Ekspresi nasionalisme ini sangat terkait dengan konsep "kemandirian". Ini adalah keyakinan bahwa kekuatan suatu negara berasal dari dalam, dari kemampuannya untuk memanfaatkan sumber daya dan kecerdasannya sendiri agar mampu bersaing di panggung dunia. Dengan mendukung produk Indonesia, Prabowo membangkitkan rasa kepemilikan di antara rakyat. Secara esensial, dia mengatakan, "Kita tidak perlu bergantung pada barang asing untuk berhasil. Bangsa kita mampu, inovatif, dan kuat."

Tren Global: Para Pemimpin dan Kendaraan Nasional Mereka

Pilihan Prabowo untuk menggunakan "Maung Garuda" sesuai dengan tren global yang lebih luas, di mana para pemimpin memilih kendaraan yang diproduksi secara lokal sebagai cara untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap industri negara mereka. Di Jepang, Perdana Menteri menggunakan "Toyota Century", simbol keterampilan dan kecanggihan teknologi Jepang. Dikenal karena keanggunannya yang sederhana dan desain inovatif, "Toyota Century" mewakili puncak teknik Jepang. Ini juga mencerminkan dedikasi Jepang terhadap keberlanjutan, dengan model-model terbaru yang menggunakan teknologi hybrid-listrik.

Presiden China Xi Jinping juga mengikuti tren ini dengan menggunakan "Hongqi N501", kendaraan mewah yang diproduksi oleh pabrikan mobil milik negara China. "Hongqi" (yang berarti "Bendera Merah") memiliki sejarah panjang, sejak zaman Mao Zedong. Penggunaan berkelanjutan Xi atas kendaraan ini menegaskan dorongan China untuk mandiri, menampilkan kemajuan negara tersebut dalam teknologi otomotif dan kekuatan industrinya.

Di Inggris, raja Inggris secara tradisional mengendarai "Bentley State Limousine", kendaraan yang dirancang khusus untuk mencerminkan kemegahan monarki Inggris. "Bentley" adalah simbol warisan dan keterampilan Inggris, mewujudkan prestise dan sejarah negara tersebut. Dengan terus menggunakan kendaraan ini, keluarga kerajaan memperkuat keterkaitan mereka dengan warisan keunggulan manufaktur dan desain Inggris.

Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa pilihan kendaraan presiden tidak hanya tentang kemewahan atau kenyamanan; kendaraan ini adalah cerminan identitas suatu bangsa. Baik itu "Maung Garuda" yang tangguh dan fungsional dari Indonesia atau "Aurus Senat" mewah dari Rusia, kendaraan-kendaraan ini menjadi lambang kebanggaan nasional dan kekuatan industri.

Menginspirasi Masyarakat untuk Mencintai Produk Lokal

Keputusan Prabowo untuk menggunakan "Maung Garuda" bukan hanya sekadar pernyataan pribadi---ini juga merupakan ajakan bagi masyarakat Indonesia. Di dunia di mana barang-barang impor sering dianggap lebih bergengsi, Prabowo memberi contoh dengan menunjukkan bahwa produk buatan dalam negeri bisa sama andalnya, mumpuni, dan bergengsi. Pilihannya adalah tantangan terhadap pola pikir yang menyamakan barang asing dengan kualitas superior.

Dalam pengertian ini, Prabowo yang mengendarai "Maung Garuda" bukan hanya tentang mempromosikan mobil; ini tentang mempromosikan pola pikir percaya diri secara nasional. Dengan mencintai produk lokal, masyarakat Indonesia dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi mereka, mendorong inovasi, dan menciptakan lapangan kerja. Ini tentang membangun budaya di mana masyarakat Indonesia bangga dengan apa yang mereka buat dan apa yang mereka gunakan.

Perubahan budaya ini dapat memiliki dampak yang luas, mempengaruhi industri lain di luar otomotif. Mulai dari tekstil hingga teknologi, Indonesia memiliki kapasitas untuk memproduksi barang berkualitas tinggi yang dapat bersaing di panggung dunia. Dengan mendorong masyarakat untuk mendukung industri lokal, Prabowo membantu meletakkan dasar bagi masa depan di mana Indonesia dikenal bukan hanya sebagai konsumen produk global, tetapi juga sebagai pencipta dan inovator.

Penutup: Peta Jalan untuk Kebanggaan Nasional

Keputusan Prabowo Subianto untuk mengendarai "Maung Garuda" pada hari pelantikannya adalah simbol kuat nasionalisme dan kemandirian. Dengan melakukan ini, dia bergabung dengan jajaran para pemimpin dunia lainnya yang telah menggunakan pilihan kendaraan mereka untuk mengirim pesan yang kuat: bahwa kekuatan suatu bangsa terletak pada kemampuannya untuk berinovasi dan berdiri tegak di panggung dunia menggunakan sumber daya yang dimilikinya sendiri.

Langkah ini tidak hanya menjadi sumber kebanggaan bagi rakyat Indonesia, tetapi juga pengingat bahwa identitas nasional sangat terkait dengan produk yang diciptakan oleh negara tersebut. Dengan mendukung inovasi lokal, Prabowo membuka jalan bagi masa depan di mana masyarakat Indonesia bangga untuk membeli, menggunakan, dan merayakan produk hasil karya mereka sendiri. (KH.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun