"The Substance" berfungsi sebagai kisah peringatan tentang konsekuensi dari obsesi terhadap kemudaan dan kecantikan.Â
Obsesinya terhadap kemudaan membuat Elizabeth terjebak dalam siklus suntikan yang tak berujung, kehilangan kendali atas hidupnya dan merasakan kehampaan yang mendalam.
Film ini dengan jelas menunjukkan  bahwa mengejar standar kecantikan yang tidak realistis dapat membawa pada kerusakan fisik dan emosional. Ini adalah pengingat bahwa kita harus berhati-hati dengan obsesi yang dapat merusak hidup kita dan belajar untuk menerima diri kita apa adanya.
Pemberdayaan dan Penerimaan Diri
Pada akhirnya, "The Substance" menganjurkan pemberdayaan dan penerimaan diri. Elizabeth, melalui perjalanannya yang penuh gejolak, akhirnya menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari menerima dirinya apa adanya, bukan dari mengejar sesuatu yang tak mungkin dicapai.
Ini adalah pesan yang kuat bagi  penonton untuk menghargai diri mereka sendiri dan menolak norma-norma sosial yang berbahaya.
Kesimpulan
"The Substance" adalah film yang  kuat dan memprovokasi pemikiran  yang menantang penonton untuk  merenungkan persepsi mereka  tentang kecantikan, penuaan, dan  nilai diri. Dengan akting yang  memukau dari Demi Moore dan  Margaret Qualley, serta  penyutradaraan yang brilian dari  Coralie Fargeat, film ini berhasil  menangkap esensi dari obsesi  manusia terhadap kemudaan dan .dampaknya yang merusak.
Sebagai penonton, kita diajak untuk melihat lebih dalam ke dalam diri kita sendiri dan mempertanyakan apakah kita juga terjebak dalam obsesi yang merusak ini.
Kita diajak untuk belajar menerima diri kita apa adanya, menghargai keindahan dalam perubahan alami, dan menemukan nilai diri di luar penampilan fisik.
"The Substance" adalah sebuah  pengingat yang indah dan  menyakitkan bahwa kebahagiaan  sejati datang dari dalam, dan bahwa kita harus belajar mencintai diri kita sendiri, dengan segala kekurangan  dan kelebihan yang kita miliki.