Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

AI, Masa Depan Dunia Kerja dan Gen Z

16 Oktober 2024   23:18 Diperbarui: 16 Oktober 2024   23:50 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AI, Masa Depan Dunia Kerja dan Gen Z

AI dan Masa Depan Dunia Kerja: Bagaimana Kecerdasan Buatan Mengubah Pasar Tenaga Kerja & Keterampilan Apa yang Dibutuhkan Gen Z untuk Sukses

Di era Revolusi Industri 4.0, peran teknologi semakin dominan dalam segala aspek kehidupan. Salah satu teknologi yang paling berpengaruh adalah kecerdasan buatan (AI).

 Menurut laporan Future of Jobs dari World Economic Forum, pada tahun 2025, 85 juta pekerjaan diprediksi akan hilang akibat automasi dan AI. Namun, di sisi lain, teknologi yang sama juga akan menciptakan 97 juta pekerjaan baru. 

Jadi, perdebatan soal AI dan dunia kerja bukanlah apakah pekerjaan akan hilang, melainkan pekerjaan seperti apa yang akan tetap ada, dan keterampilan apa yang perlu dimiliki untuk tetap bertahan.

AI Mengubah Lanskap Dunia Kerja

Tidak diragukan lagi, AI telah dan akan terus mengubah cara kita bekerja. Dalam dunia industri, AI membantu mengoptimalkan proses produksi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan produktivitas. Di bidang pelayanan, AI digunakan dalam chatbot, analitik data, dan bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan interaksi manusia. AI memiliki kemampuan untuk menganalisis data dalam jumlah besar, membuat prediksi yang akurat, dan bahkan 'belajar' dari pola yang ada. Ini membuat AI menjadi alat yang tak ternilai di berbagai industri.

Namun, ini juga berarti pekerjaan yang berulang, rutin, dan berbasis data akan semakin berkurang. Misalnya, pekerjaan sebagai kasir, resepsionis, atau pengolah data mungkin akan tergantikan oleh mesin. 

Sebuah studi dari McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa sekitar 50% dari pekerjaan saat ini dapat diotomatisasi dengan teknologi yang sudah ada. Jika kita melihat ini secara global, AI bukan sekadar ancaman, tetapi peluang bagi mereka yang mau belajar dan beradaptasi.

Skill yang Dibutuhkan Gen Z di Era AI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun