MEKANISME PERTAHANAN DIRI PSIKOLOGIS BERUBAH JADI RACUN
Setiap hari, dalam interaksi dengan diri sendiri dan orang lain, tanpa sadar kita menggunakan mekanisme pertahanan psikologis. Mekanisme pertahanan ini pada dasarnya merupakan cara otomatis yang digunakan pikiran kita untuk melindungi diri dari tekanan emosional, rasa sakit, atau situasi yang dirasa membahayakan.
Namun, apa jadinya ketika mekanisme ini justru digunakan secara berlebihan?
Ketika alat perlindungan diri ini malah berubah menjadi senjata yang tidak hanya merugikan diri kita, tetapi juga orang-orang di sekitar kita? Mari kita dalami lebih jauh.
Apa Itu Mekanisme Pertahanan Psikologis?
Mekanisme pertahanan psikologis pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud, seorang psikoanalis ternama, sebagai respons bawah sadar untuk melindungi ego dari kecemasan dan konflik internal. Ada berbagai jenis mekanisme pertahanan, tetapi tujuh di antaranya sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Beberapa contoh mekanisme pertahanan ini adalah:
1. Penolakan (Denial)
Mengabaikan fakta atau realitas yang menyakitkan.
2. Proyeksi (Projection)
 Menyalahkan orang lain atas perasaan atau keinginan negatif yang sebenarnya berasal dari diri kita sendiri.
3. Rasionalisasi (Rationalization):