Jeanne de Valois-Saint-Rmy: Seorang wanita bernama Jeanne de Valois-Saint-Rmy, yang mengklaim sebagai sahabat dekat ratu, melihat peluang. Dia meyakinkan para pembuat perhiasan bahwa Marie Antoinette tertarik pada kalung itu dan mengatur agar ratu diperkenalkan dengan kalung itu.
Jeanne memalsukan tanda tangan Marie Antoinette untuk mendapatkan kalung tersebut. Para pembuat perhiasan menyerahkan kalung tersebut kepada Jeanne, yang kemudian meneruskannya kepada komplotannya.
Ketika para pembuat perhiasan menuntut pembayaran, Jeanne dan komplotannya tidak dapat menghasilkan uang. Para pembuat perhiasan mengungkapkan cerita tersebut kepada publik, mengklaim bahwa Marie Antoinette telah setuju untuk membeli kalung itu tetapi menolak untuk membayarnya.
Skandal ini memicu kemarahan publik terhadap Marie Antoinette. Meskipun dia tidak bersalah dan tidak mengetahui plot ini, persepsi publik adalah bahwa dia bersalah karena boros dan menipu.
Skandal ini semakin merusak reputasi Marie Antoinette yang sudah buruk. Hal ini berkontribusi pada ketidakpuasan yang semakin meningkat terhadap monarki dan persepsi bahwa keluarga kerajaan tidak memahami penderitaan rakyat.
Skandal Kalung Berlian adalah titik balik yang memperburuk permusuhan publik terhadap Marie Antoinette, yang akhirnya berkontribusi pada eksekusinya.
Kehidupan Politik yang Tidak Populer: Sebagai ratu, Marie Antoinette tidak populer di kalangan rakyat. Ia dianggap terlalu banyak campur tangan dalam politik dan dituduh memiliki hubungan yang terlalu dekat dengan musuh Prancis, termasuk keluarganya sendiri di Austria.
Revolusi Prancis dan Eksekusi: Pada masa Revolusi Prancis, Marie Antoinette ditangkap, diadili, dan akhirnya dieksekusi dengan guillotine pada tahun 1793. Eksekusinya menjadi simbol dari kejatuhan monarki dan perubahan besar yang terjadi di Prancis.
Marie Antoinette tetap menjadi tokoh yang kontroversial karena berbagai alasan ini. Beberapa orang melihatnya sebagai korban dari situasi politik yang rumit, sementara yang lain melihatnya sebagai simbol dari keborosan dan ketidakpedulian monarki terhadap rakyat.
Nah, sekarang kita kembali lagi.ke Erina Gudono Gibran
Marie Antoinette dari Solo: Kisah Erina Gudono
Di suatu negeri yang jauh, di mana nasi goreng adalah makanan pokok dan ojek online adalah raja jalanan, hiduplah seorang wanita bernama Erina Gudono. Erina adalah istri dari Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo. Namun, di balik senyum manisnya, Erina tiba-tiba menjadi pusat perhatian karena tuduhan yang sangat tidak masuk akal: hidup mewah ala Marie Antoinette!