Ide tiba-tiba melompat seperti kodok dari dalam lubang, dari pikiran, dari benakku. Bila tidak segera ditangkap, dituliskan dia pergi begitu saja. Menghilang dan meninggalkan penyesalan.
Berhari hari mencari kodok ide yang hilang, tapi tak pernah kutemukan.
Berabad abad kemudian,
kutemukan dia tergelatak pada lipatan buku tebal karya penulis lain.
Dan aku berteriak, hei itu kodokku. Kemana saja kau selama ini? Dia diam saja. Tersenyum. Aku termanggu memandanginya. Belum takdirku. (KH, Sep 24)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H