Mohon tunggu...
Lucky Hermawan
Lucky Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Merupakan mahasiswa aktif IAIN Jember prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

Jalani,nikmati dan syukuri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme

7 Mei 2020   11:12 Diperbarui: 7 Mei 2020   11:32 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Pengertian progresivisme filsafat pendidikan

Progresivisme berasal dari kata progresif yang berarti bergerak maju. Kata progresif diartikan sebagai sesuatu yang mengarah kepada kemajuan atau berhaluan kearah perbaikan. Dengan demikan progresif dimaknai sebagai suatu gerakan perubahan menuju perbaikan. Dan progresivisme muncul pada abad ke-19 dan berkembang pada abad ke-20.

Aliran progresivisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang mengkehendaki adanya suatu perubahan secara cepat pada praktik pendidikan menuju ke arah yang positif, dengan kata lain pendidikan harus mampu membawa perubahan pada diri peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya dan oleh sebab itu aliran ini difokuskan kepada peserta didik bisa juga dikatakan aliran ini lebih mengutamakan peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Dalam konteks filsafat pendidikan, progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik tetapi hendaklah berisi sesuatu yang mengarah kepada pelatihan kemampuan berpikir peserta didik sehingga mereka bisa berpikir sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti memberikan pertimbangan,analisis dan pembuatan kesimpulan.

B. Tokoh pemikiran progresivisme filsafat pendidikan

1. George Axtelle, ia mempunyai pemikiran yang terpusat pada suatu pendidikan, bahwasanya pendidikan adalah fungsi sosial yang paling penting dalam masyarakat.
2. William O. Stanley, menurutnya bahwa sebuah nilai dapat di tentukan oleh sebuah  prilaku individu itu sendiri.
3. Ernest Bayley, ia beranggapan bahwa manusia harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan lalu menyempurnakan lingkungannya, dengan menggunakan kecerdasan yang dimiliki, dan di bantu oleh metode-metode ilmiah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, baik dalam kehidupan pribadi manusia itu sendiri maupun kehidupan sosial di lingkungannya.
4. Lawrence B. Thomas, ia mempunyai konsep yang didasari pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan yang wajar dan bisa mengatasi masalah yang sifatnya menekan dirinya.
5. Frederick C. Neff, ia beranggapan bahwasanya dalam suatu pendidikan komponen yang paling penting adalah peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun