Mohon tunggu...
Eka Margareta Putri
Eka Margareta Putri Mohon Tunggu... Penulis - Merupakan mahasiswa aktif IAIN Jember

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengertian Eksitensialisme Beserta Tokoh Aliran Eksitensialisme

3 Mei 2020   09:49 Diperbarui: 3 Mei 2020   09:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam pertemuan kemarin menjelaskan tentang Eksitensialisme, kali ini saya akan memaparkannya dengan menyimpulkan menjadi sederhana,sebagai berikut:

A. Pengertian Eksitensialisme

Eksitensialisme sebagai filsafat yang lebih menekankan individul dan terjadinya pemenuhan diri terhadap pribadinya seseorang. sehingga pendidikan sangatlah penting untuk mendorong setiap individu seorang siswa agar dapat mampu mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dalam pemenuhan diri. 

Kebebasan menjadi salah satu ciri eksitensialisme. Sehingga apapun tidak boleh mengekang dirinya dan orang lain, eksitensialisme lebih melihat pada norma keumuman yang akan dijadikan dasar untuk bereksistensi.

Berikut ini merupakan tokoh-tokoh pemikiran aliran eksitensialisme :

1. Jean-paur sartre

Ia dianggap dapat mengembangkan aliran eksitensialisme. Menurutnya, eksistensi lebih dulu ada dibandingkan esensi. Artinya, manusia akan memiliki esensi jika ia telah mahir atau eksis terlebih dahulu dan esensinya itu akan muncul ketika manusia sudah mati. Manusia tidak akan memiliki apa-apa saat ia dilahirkan ke bumi dan selama hidupnya ia tidak lebih hanya sebagai hasil kalkulasi dan komitmen-komitmennya pada masalalunya. oleh karena itu,  menurut sartre selanjutnya satu-satunya landasan nilai yang harus diterapakan dan dikembangkan adalah kebebasan manusia.

2. Marcel

Ia berpendapat bahwa seluruh kompleks yang meliputi semua faktor konkret ini dapat disebabkan adanya dari peristiwa hidup yang digumuli secara pribadi. Eksitensi tidak hanya lebih penting dari esensi atau obyektifitas namun hal inilah yang dapat dialami dan  sangat bermakna ketika manusia memiliki relasi dengan manusia lainnya.

3. Soren Aabye kierkegaard

Ia dianggap sebagai bapaknya filsafat eksitensialisme karena ia ahli dalam eksitensialisme kristen dan psikologi eksitensial. ia menciptakan banyak karya-karya dengan menggunakan berbagai nama sasaran, dan ia juga sering kali mengomentari dan mengkritik karya-karya sehingga sangatlah sulit untuk dapat membedakan antara apa yang benar-benar diyakini dengan apa yang dikemukakan.

4. Jaspers

Meruapakan filsuf yang pemikirannya dapat memperlihatkan suatu sistem dengan rapi. Ada 4 situasi batas seperti (kematian, penderitaan, perjuangan, kesalahan) situasi batas inilah yang menimbulkan sebab eksistensi seseorang sehingga dapat berkembang maju atau malah bisa menjadi mundur ketika berhadapan dengan situasi batas.

5. Trilich

Merupakan seorang pakar eksitensialis yang sangat gigih yang dapat memusatkan perhatiannya pada hakikat keberadaan. Yang artinya, kita harus menyadari tentang kefanaan kita. bahwa kita adalah makhluk-makhluk yang fana. Maka dari itu semua yang bersifat eksitensi ialah bersifat fana, sementara esensi berarti kekal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun