Dalam pertemuan kemarin menjelaskan tentang Eksitensialisme, kali ini saya akan memaparkannya dengan menyimpulkan menjadi sederhana,sebagai berikut:
A. Pengertian Eksitensialisme
Eksitensialisme sebagai filsafat yang lebih menekankan individul dan terjadinya pemenuhan diri terhadap pribadinya seseorang. sehingga pendidikan sangatlah penting untuk mendorong setiap individu seorang siswa agar dapat mampu mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dalam pemenuhan diri.Â
Kebebasan menjadi salah satu ciri eksitensialisme. Sehingga apapun tidak boleh mengekang dirinya dan orang lain, eksitensialisme lebih melihat pada norma keumuman yang akan dijadikan dasar untuk bereksistensi.
Berikut ini merupakan tokoh-tokoh pemikiran aliran eksitensialisme :
1. Jean-paur sartre
Ia dianggap dapat mengembangkan aliran eksitensialisme. Menurutnya, eksistensi lebih dulu ada dibandingkan esensi. Artinya, manusia akan memiliki esensi jika ia telah mahir atau eksis terlebih dahulu dan esensinya itu akan muncul ketika manusia sudah mati. Manusia tidak akan memiliki apa-apa saat ia dilahirkan ke bumi dan selama hidupnya ia tidak lebih hanya sebagai hasil kalkulasi dan komitmen-komitmennya pada masalalunya. oleh karena itu, Â menurut sartre selanjutnya satu-satunya landasan nilai yang harus diterapakan dan dikembangkan adalah kebebasan manusia.
2. Marcel
Ia berpendapat bahwa seluruh kompleks yang meliputi semua faktor konkret ini dapat disebabkan adanya dari peristiwa hidup yang digumuli secara pribadi. Eksitensi tidak hanya lebih penting dari esensi atau obyektifitas namun hal inilah yang dapat dialami dan  sangat bermakna ketika manusia memiliki relasi dengan manusia lainnya.
3. Soren Aabye kierkegaard
Ia dianggap sebagai bapaknya filsafat eksitensialisme karena ia ahli dalam eksitensialisme kristen dan psikologi eksitensial. ia menciptakan banyak karya-karya dengan menggunakan berbagai nama sasaran, dan ia juga sering kali mengomentari dan mengkritik karya-karya sehingga sangatlah sulit untuk dapat membedakan antara apa yang benar-benar diyakini dengan apa yang dikemukakan.