Kini, mereka diam seperti ayah
Yang terjaga diteras tanpa baju.
Kadang melangkah begitu lembut umpama ninja,
Senyap kala lengang.
Namun, sesekali mengendap-endap dari bayanganÂ
Menjarah sepotong keju ibu dipojok rak.
Jilati piring adik yang sedikit amis.
Sebelum gelap usai pada penghujung yang larut,
Mereka bersenandung lirih tentang cinta dan damai,
Merapal mantra - mantra sarkas,
Mengeja lembutnya kata - kata satireÂ
Dan memeluk lelahnya larik.
Lalu perlahan senyap tanpa nadaÂ
Dan kaki - kaki tua melangkah pulangÂ
Menelusuri lorong - lorong hitamÂ
Menuju tong - tong kosongÂ
~mfatihalhabi~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H