Sejak pagi tadi, badanku terasa kurang sehat, karena cuaca yang sangat tak bersahabat.
Rasanya, ingin sekali meletakkan tubuh yang begitu penat dan membaringkannya di atas kasur lusuh yang selalu menemaniku.
Namun, hal tersebut tidak mungkin kulakukan, karena tanggungjawab yang belum terselesaikan.
Situasi ini, tentu saja membuatku menjadi serba salah, hingga akhirnya kuputuskan untuk berbaring sejenak.
Semantara berbaring, aku mencoba kembali melirik aksara tercipta yang kau sajikan untukku.
Satu persatu kuamati dan kutelisik, berharap mendapatkan satu mutiara kehidupan dari sajian yang penuh warna-warni itu.
Tanpa diduga, aku mendapatkan aksara tercipta penuh tanya, Â yang menyatakan, "Beri aku satu menit lagi."
Pernyataan yang membuatku begitu bodoh karena kebingungan, sehingga membuat otakku seakan lumpuh, tak mampu bergerak, kemudian berfikir sejenak menemukan makna apa yang tertuang dari kalimat tersebut.
Sudah sedemikian rupa aku mencoba membongkar isi kotak perbendaharaan inspirasi yang tersimpan begitu rapi di otak lelah ini, dengan harapan dapat menemukan makna apakah gerangan yang kau harapkan dari aksara terciptamu itu?
Namun, tidak mendapatkannya, hanya kehampaan saja yang kutemukan di sana.