Mohon tunggu...
Kresentia Dwi
Kresentia Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Berbagi Cerita

Hidup Merupakan Proses Pembelajaran Diri

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kompasiana, Jangan Salah Kau Menilai Diriku

18 Desember 2022   09:47 Diperbarui: 18 Desember 2022   10:01 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa tertegun dan kagumku padamu, tak pernah dapat kupungkiri, itulah pandangan pertamaku terhadap dirimu, Kompasiana.

Dan betapa terkejutnya diriku, setelah kita berjabat tangan melalui rangkaian aksara yang dipenuhi dengan bentangan rindu untuk saling berbagi, engkau merentangkan tangan begitu lebar, seakan menerima dan mempersilahkan diriku untuk memeluk erat dirimu.

Kompasiana, aku tak tahu harus berkata apa tentang dirimu.

Bagiku, kau begitu sempurna dengan segala fitur yang kau miliki.

Kau, begitu kaya dengan sejuta pesona wajah dalam cerita di setiap sudut ruang lamanmu.

Ada wajah berduka dibalik cerita menderita, tentang duka dan nestapa, ada wajah lugu dibalik cerita lucu yang membuat seseorang tertawa dan tampak dungu, ada wajah ceria dibalik cerita bahagia, ada wajah penuh kemunafikan dibalik cerita penuh drama cinta yang mendua, dan masih masih banyak wajah-wajah yang terlukis lewat untaian aksara penuh tanya di setiap sudut lamanmu.

Sementara aku, "wajah apa yang ingin kutampilkan dihadapanmu?" Aku bingung, karena aku sendiri tidak tahu, apa yang harus kusajikan untukmu.

Tapi, baiklah aku akan menampilkan wajahku apa adanya, wajah dengan segala kebodohan dan kesederhanaan, karena inilah diriku yang tidak dapat berpenampilan mengada-ada.

Semua kukatakan agar tak membuatmu kecewa nantinya,"bahwa aku tidak memiliki apa-apa, selain hati yang bulat untuk satu tekad yang kuat."

Aku tak memiliki kehebatan apapun seperti mereka, hanya memiliki kebodohan dan niat untuk selalu bersamamu melalui literasi sederhanaku.

Beri kesempatan bagiku, hingga pada suatu saat akan membuktikan tentang kesetiaanku merindukan hadirmu dalam hidupku.

Tidak banyak waktu yang aku pinta darimu, cukuplah 24 jam saja kau membuka kesempatan bagiku untuk membuktikan,"betapa kumencintai dan membutuhkan dirimu."

Bukan harta atau berlian dengan kiblat prestasi dan ketenaran yang penuh ilusi dan drama kehidupan penuh kemunafikan dalam lumpur dosa.

Hanya ingin membuktikan betapa berartinya dirimu dalam hidupku, hingga kuberharap kau selalu bersamaku, menemani setiap langkahku, hadir dalam setiap helaan nafasku.

Aku mengagumimu sepenuh hati, karena aku banyak mendapatkan pembelajaran sangat berharga saat bersamamu.

Pembelajaran tentang segala hal yang membuatku semakin kuat dan mampu mengusir segala lelah jiwa dan persoalan hidup.

Dirimu bagaikan seorang guru, yang begitu pandai memberikan reward bagi muridnya yang berprestasi dengan segudang karya yang dihasilkan.

Dirimu juga seakan-akan bagai seorang ibu yang memiliki kelembutan hati tiada tara yang bertindak begitu adil dan bijaksana kepada semua anaknya.

Aku melihat dan merasakan sendiri, betapa kenyamanan dan kesejukan jiwa itu kau bagi kepada kami tanpa tebang pilih.

Semua kau berikan sesuai dengan isi bejana talenta yang mampu kami tuangkan di hadapanmu.

Dengan segala kriteria yang kau miliki, tanpa satu katapun, saat postingan aksara kami persembahkan untukmu, maka kau akan langsung menyematkan kelayakan penilaian yang pantas kami terima.

Untuk sementara ini, kau berkenan menyematkan kategori pilihan pada ketiga postingan aksara tuangan isi bejanaku, sebelumnya.

Dan untuk selanjutnya,"apakah kategori pilihan akan selalu kudapatkan?" Aku juga tidak mengetahui secara pasti.

Selain kategori pilihan, ada kategori lain yang kau limpahkan seperti; artikel utama, head line, atau populer utama, yang memang layak untuk kami terima.

Kompasiana, bagiku saat ini, kau sebagai kekasih jiwaku yang akan mengisi hari-hariku dengan kebahagiaan dan suka cita.

Seakan tidak ada kebahagiaan penuh yang dapat memberiku semangat selain kehadiranmu yang selalu menemaniku, dengan beragama pesona ceritamu.

Lagak dan gaya khasmu, seakan menjadi kekuatan magnet maha dahsyat bagiku sehingga mampu menarik dan mengubah fokus pikiranku untuk berlama-lama bermesraan denganmu.

Bercanda dengan segala kemesraan untuk berkunjung, memberikan rating dan memberikan komentar pada setiap sajian pesona wajah dalam cerita yang hadir dihadapanku.

Begitu bervariasinya tampilan pesona wajahmu kau berikan untukku, sehingga memberikan banyak manfaat dan menambah wawasan pengetahuanku.

Namun ada pula yang membuat perutku sakit dan langsung kontraksi, ketika kau menampilkan wajah-wajah kemaksiatan dengan topeng kehidupan yang begitu menawan.

Terbersit sejenak dalam benakku, apakah harus kau memberikan kesempatan kemaksiatan itu terjadi dan memenuhi galeri perbendaharaanmu?

Tanpa pikir panjang, aku berlalu dan berlari kecil terus mengikutimu untuk mengarungi samudra pengetahuan begitu luas dengan pemandangan berbagai rupa dan telah tersusun rapi di galeri eksotismu yang menawan.

Kau beri kebebasanku untuk memilih berbagai menu dari deretan kemasan rapi sesuai clusternya masing-masing.

Ada fiksina, lokal, humaniora, inovasi dan sebagainya, yang mana didalamnya masih tersusun lebih detil rak-rak khusus berdasarkan jenis-jenis tulisan.

Sungguh suatu kerja yang sangat rapi dan semakin membuatku kagum pada dirimu. Meskipun pada akhirnya membuatku menjadi bingung, heheeee ...

Semoga saja, aku tak salah memilih kamar dalam menentukannya saat membuat postingan. Andaikan aku salah, maafkanlah aku. Jangan kau tegur aku begitu keras yaa, pleaseeeee ...

Konon cerita sahabatku, kau tak segan-segan bertindak tegas kepada para pemujamu jika mereka melakukan pelanggaran. Semua akan kau lakukan setelah memberikan peringatan beberapa kali kepada kami yang ceroboh.

Akhhh, kau sungguh unik, aku semakin menyukaimu, semakin penasaran tentangmu, semakin ingin dekat denganmu.

Aku sangat membutuhkan pelukan mesra darimu untuk menemani hari-hariku mencapai asa yang belum tiba saatnya untuk kuraih.

Semua harapan telah kukatakan padamu. Hanya ingin agar kau, "Jangan Kau Salah Menilai Diriku"

Berbagi Senyuman, 18 Desember 2022

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun