Pada kesempatan kali ini, saya akan menjawab tentang, "Apakah kemoterapi lebih membawa dampak positif atau negatif?" Tapi sebelum kita sampai pada pembahasan tersebut, terlebih dulu kita akan membahas tentang kanker.
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya, dan bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik (metastasis).
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi.
Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ lain.
Kanker sebenarnya tidak disebabkan oleh hanya satu atau dua faktor. Misalnya saja seperti pada kanker kulit, berperan sinar-sinar ultraviolet. Pada kanker paru-paru, berperan asap dari tembakau. Pada umumnya, sebenarnya dibutuhkan pengaruk dan faktor tambahan untuk sebuah kanker menjadi penyakit yang ganas. Seperti misalnya pada kanker kulit, tanpa sinar matahari kanker kulit secara relatif jarang terjadi. Jadi pada kanker, biasanya terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab.
Untuk mengatasi kanker, kemoterapi dapat dilakukan. Tujuan kemoterapi adalah membasmi seluruh sel-sel kanker sampai ke akar-akarnya, sampai ke lokasi yang tidak terjangkau pisau bedah dan sedikitnya dapat mengontrol sel-sel kanker agar tidak menyebar lebih luas. Tapi, kemoterapi seringkali dilakukan untuk 2 alasan utama, yaitu mengendalikan atau melenyapkan tumor dan untuk meringankan gejala kanker seperti rasa sakit. Jenis kemoterapi ini disebut kemoterapi paliatif. Tujuan lain dilakukannya kemoterapi adalah untuk mencegah kemunculan kembali sel-sel kanker setelah pembedahan atau terapi radiasi untuk mengontrol tumor. Jenis kemoterapi ini disebut kemoterapi adjuvant. Cara kerja kemoterapi adalah dengan membidik dan melenyapkan sel kanker yang berkembang dengan sangat cepat di dalam tubuh. Pengobatan kanker tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan dari mana asal kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pada kasus kanker, pengobatan utama adalah melalui pembedahan atau operasi, kemoterapi atau dengan cara pemberian obat-obatan, eRadioterapi atau penggunaan sinar radiasi.
Pada kenyataannya, biasanya akan digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan. Misalnya, pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi atau radioterapi, bahkan terkadang pengobatan harus dilakukan dengan menggunakan 3 kombinasi tersebut.
Pada dasarnya tujuan utama dari pembedahan adalah mengangkat kanker secara keseluruhan karena kanker hanya dapat sembuh apabila belum menjalar ke tempat lain.
Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker yang masih tertinggal.
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker. Obat-obatan kemoterapi biasanya diberikan melalui infus atau secara oral. Frekuensi dan durasi dari kemoterapi bergantung pada jenis kanker, stadium, masalah-masalah kesehatan lainnya, jenis obat kemoterapi yang diresepkan, dan metode pengobatan lain yang digunakan.
Jadi kemoterapi sebenarnya tidak menyembuhkan kanker, tapi lebih ke memperlambat perkembangan kanker dan memperpanjang umur seseorang. Kemoterapi berusaha mengadakan interfensi di dalam berbagai fase pembelahan sel. Kelainan ini dimulai dengan penyimpangan pada tingkat gen, melewati penyimpangan di pembelahannya dan meluas sampai mempengaruhi pertumbuhan pembuluh darah di tumor. Pada setiap fase pembelahan sel, kelainan dapat ditangani dengan berbagai kemoterapi. Juga untuk meniadakan pengaturan metabolisme dari sel kanker, dikembangkan berbagai cara.
Kemoterapi juga merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada jenis kanker dan sudah sampai di stadium berapa, kemoterapi dapat bermanfaat untuk meringankan gejala, mengendalikan sel kanker, dan menyembuhkan kanker.
Meringankan gejala. Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.
Mengendalikan. Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.
Menyembuhkan. Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh lagi.
Hanya saja kemoterapi juga dapat memengaruhi sel sehat yang secara normal membelah diri dengan cepat, misalnya yang berada di sekitar mulut, usus, serta rambut. Kerusakan pada sel sehat itu yang dapat mengakibatkan efek samping. Namun umumnya akan segera menghilang setelah pengobatan kemoterapi selesai.
Kemoterapi terkadang dilakukan sebagai satu-satunya upaya penyembuhan kanker. Namun sering kali kemoterapi dilakukan bersama-sama dengan tindakan operasi, terapi radiasi untuk kanker, atau terapi biologis lain. Umumnya kemoterapi dilakukan pada saat sebelum operasi atau terapi radiasi, agar ukuran tumor menjadi lebih kecil; setelah operasi atau terapi radiasi, untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa; saat dilakukan terapi radiasi dan terapi biologis, untuk memaksimalisasi efeknya; mencegah kembalinya pertumbuhan sel kanker atau penyebaran pada bagian tubuh lain.
Cara pengobatan kemoterapi dilakukan tergantung kepada jenis kanker yang diderita, terdiri dari topikal, oral, suntik, intraperitoneal, intra-arteri, dan intravenous.
Topikal. Digunakan melalui krim yang dioleskan pada kulit.
Oral. Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.
Suntik. Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak misalnya di lengan atau perut.
Intraperitoneal (IP). Kemoterapi langsung diberikan ke dalam rongga perut yang terdapat usus, hati, dan lambung di dalamnya.
Intra-arteri (IA). Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan darah ke kanker.
Intravenous (IV). Kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena.
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang efektif. Terbukti telah menyelamatkan jutaan jiwa. Namun kemoterapi memiliki efek samping yang tidak kecil.
Sebenarnya, sulit untuk memprediksi seberapa berat seseorang akan mengalami efek samping dari kemoterapi sebab tiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap pengobatan tersebut.
Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut sehingga kemoterapi memiliki efek negatif. Berikut adalah gejala efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi: Rambut rontok, kehilangan nafsu makan, sesak napas dan detak jantung tidak biasa akibat anemia, mual dan muntah, mimisan, kulit kering dan terasa perih, gampang memar, gusi berdarah, sulit tidur, gairah seksual menurun, rasa lelah dan lemah sepanjang hari, konstipasi atau diare. Tapi yang penting diketahui, efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang setelah pengobatan selesai.
Biasanya, sebanyak 80% pasien yang menjalani kemoterapi akan mual dan muntah. Untuk mengatasinya, bisa menggunakan pengobatan antiemetik. Obat tersebut harus terus dikonsumsi karena jika tidak, mual dan muntahnya dapat kembali menyerang. Namun, obat ini memiliki efek samping berupa sembelit, gangguan tidur (seperti imsonia), sakit kepala, dan gangguan pencernaan.
Lalu pasien juga akan mengalami penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Kerontokan rambut umumnya akan dialami setelah 2 sampai 3 minggu sejak pengobatan dimulai dan akan tumbuh kembali setelah minggu ke-4 sampai ke-8. Kemoterapi juga bisa menyebabkan mukositis (luka pada dinding saluran cerna/rongga mulut) dan gangguan safar tepi seperti kebas dan kesemutan di jai-jari kaki dan tangan.
Kemoterapi juga dapat menyebabkan kelelahan. Hampir setiap orang yang telah menjalani kemoterapi akan merasa kelelahan. Dapat diidentifikasi dengan cara; Anda benar-benar merasa lelah, atau Anda merasa lelah ketika melakukan kebiasaan sehari-hari.
Kemoterapi dapat mengurangi imunitas tubuh Anda, sebab sel darah putih pengalami penurunan. Anemia dapat terjadi sebab tubuh juga kurang dalam memproduksi sel darah merah. Anda akan merasa cepat lelah, kulit pucat, sulit berpikir, merasa kedinginan dan merasa melayang. Antibiotik mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko berkembangnya infeksi. Jika Anda merasa tak yakin, Anda bisa melakukan tes darah untuk mengetahui kapan Anda rentan terhadap infeksi. Mungkin, ada tambahan-tambahan lain yang akan dokter Anda berikan, sebab ada beberapa orang yang perlu menghindari tempat ramai dan menggunakan transportasi umum sehabis kemoterapi atau ketika imunitas melemah.
Selain sel darah darah putih yang menurun, level sel darah merah juga mengalami penurunan. Sel darah merah dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel tersebut turun drastis, tubuh akan kehilangan beberapa oksigen dan memicu anemia. Hal ini berpotensi untuk menyebabkan kelelahan, kehilangan energi, napas pendek, dan detak jantung tak beraturan. Transfusi darah mungkin akan diperlukan untuk meningkatkan sel darah merah. Pengobatan lain seperti erythropoietin (EPO) dapat menstimulasi produksi sel darah.
Kemoterapi juga dapat membuat Anda rentan terhadap perdarahan dan memar, seperti memar pada kulit, mimisan, dan gusi berdarah. Dan pada beberapa kasus, kemoterapi dapat menyebabkan peradangan pada jaringan lapisan lembut di sistem pencernaan dari mulut hingga anus, yang dikenal sebagai mucositis. Seseorang yang mendapat dosis tinggi kemoterapi dapat mengalami hal ini. Mucositis muncul pada 7 hingga 10 hari setelah kemoterapi dilakukan. Hal ini ditandai dengan bisul pada mulut dan dapat membuat Anda merasa sakit ketika makan.
Beberapa orang mengalami lemahnya memori dan konsentrasi jangka pendek. Hal ini membuat kita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan rutinitas sehari-hari.
Saat menjalai kemoterapi, beberapa orang mungkin akan kehilangan gairah seksual. Kemoterapi juga bisa membuat baik laki-laki maupun perempuan mengalami masalah reproduksi berupa infertilitas.
Sariawan dan gangguan indera perasa juga bukan tidak mungkin akan dirasakan pasien kemoterapi. Beberapa obat kemoterapi lah yang menyebabkan beberapa penyakit mulut seperti mulut terasa tebal atau bahkan infeksi. Kemoterapi juga dapat menyebabkan kerusakan reseptor rasa dalam mulut. Hal ini biasanya dimulai sejak seminggu setelah kemoterapi dan dapat berlangsung hingga 3 sampai 4 minggu.
Selain itu, kemoterapi juga dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap matahari. Kuku tumbuh menjadi lebih lambat dan akan terdapat garis putih melintang.
Jadi, saya setuju dengan pendapat bahwa kemoterapi lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif karena efek samping yang ditimbulkan sangat banyak dan merugikan mereka yang menjalani kemoterapi.
Daftar Pustaka: 1Â | 2Â | 3 | 4Â | 5 | 6Â |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H