Berbagai sudut pandang tentang literasi muncul di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memahami pentingnya literasi membaca. Ketika berbicara tentang literasi membaca di era saat ini, terutama di Indonesia, minat baca masih rendah. Hal ini tercermin dari peringkat Indonesia yang berada di peringkat 62 dari 70 negara dengan tingkat literasi terendah di dunia. Mengapa hal ini terjadi? Mengapa masyarakat Indonesia sering kali termakan oleh berita hoaks?
Literasi dan Membaca
Literasi dapat dipahami sebagai keterampilan untuk memahami, mengambil manfaat, dan mempertimbangkan informasi tertulis guna meningkatkan pengetahuan, potensi, dan partisipasi dalam masyarakat. Membaca adalah salah satu aspek dalam literasi, di mana membaca dipahami sebagai keterampilan untuk memperoleh informasi. Literasi membaca juga melibatkan kemampuan metakognitif, yaitu kesadaran dan keterampilan dalam menggunakan skema yang tepat saat memahami teks. Menurut Program for International Student Assessment (PISA), literasi membaca adalah kemampuan untuk menggunakan dan merenungkan bacaan tertulis guna mencapai tujuan, meningkatkan pengetahuan, dan berpartisipasi dalam masyarakat (OECD, 2006). Dengan demikian, literasi membaca melibatkan kemampuan dalam memahami teks tertulis untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat Kurang Memotivasi Membaca
Banyak individu dan anak sekolah yang tidak memiliki minat atau motivasi dalam membaca. Banyak dari mereka yang menganggap membaca tidak penting dan tidak menarik, terutama ketika mereka tidak melihat relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mungkin terjadi karena jarangnya orang tua, guru, atau pemerintah menyadarkan betapa pentingnya literasi membaca dan relevansinya dalam kehidupan. Akibatnya, mereka merasa bahwa membaca tidak memiliki manfaat yang jelas. Selain itu, upaya yang dilakukan oleh orang tua, guru, dan pemerintah untuk menyadarkan pentingnya literasi membaca seringkali hanya sebatas pengumuman di dinding yang jarang dibaca oleh target sasarannya.
Di rumah, orang tua cenderung hanya fokus pada pekerjaan atau hanya memperhatikan perkembangan fisik anak mereka, tanpa memberikan perhatian yang cukup terhadap literasi membaca. Di lingkungan sekolah, guru cenderung mengajar tanpa mengarahkan pada kegiatan literasi dalam pembelajaran. Banyak dari mereka hanya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang tidak lengkap. Sebagai contoh, mereka tidak menerapkan kegiatan literasi pada awal pembelajaran, yang seharusnya disertakan dalam RPP dan mengarahkan siswa pada kegiatan membaca untuk menumbuhkan minat baca pada siswa. Di lingkungan masyarakat, kita bisa melihat kurangnya aktivitas literasi seperti membaca dan menulis, serta keterbatasan fasilitas dan sumber bacaan.
Orang tua seharusnya memainkan peran penting dalam mengarahkan anak-anak mereka dalam kegiatan literasi membaca. Mereka harus memberikan perhatian dan contoh yang baik agar anak-anak dapat mengamati dan tertarik pada kegiatan membaca. Hal yang sama berlaku bagi guru di lingkungan sekolah, di mana mereka harus memberikan pendampingan dan mengajak siswa untuk aktif membaca dengan memperkenalkan bahan bacaan yang sesuai dengan minat siswa. Pemerintah juga harus memfasilitasi akses terhadap bahan bacaan di masyarakat dan mengingatkan betapa pentingnya kegiatan literasi membaca dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk menghindari penyebaran berita hoaks.
Semua hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya literasi masih rendah. Namun, di lapangan terlihat bahwa literasi belum menjadi kebiasaan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya motivasi dalam berliterasi, termasuk lingkungan yang tidak mendukung. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa Indonesia berada di peringkat terendah dalam minat literasi. Lalu, apa upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia?
Gerakan Literasi untuk Meningkatkan Minat Baca
Kegiatan literasi membutuhkan stimulus dan motivasi yang tinggi. Kurangnya minat literasi akan berdampak pada kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Faktor-faktor yang menghambat minat baca di Indonesia antara lain kurangnya fasilitas, terbatasnya buku dan sumber bacaan, lingkungan yang tidak mendukung, serta kurangnya dorongan dari guru dan orang tua untuk membiasakan siswa rajin membaca.
Gerakan literasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus mempromosikan kebiasaan membaca dan menulis. Kebiasaan ini sebenarnya telah lama ada sebelum literasi berkembang sepesat sekarang ini. Gerakan literasi merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua, guru, dan pemerintah memiliki peran penting dalam mengarahkan dan meningkatkan gerakan literasi membaca dan menulis di lingkungan tersebut. Undang-undang perpustakaan nomor 43 tahun 2007 pasal 48 tentang pembudayaan kegemaran membaca menyebutkan bahwa literasi membaca harus dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Literasi membaca yang baik dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan inovatif, serta membangun budi pekerti. Keterampilan literasi juga dapat merangsang pelaku literasi untuk memahami informasi secara reflektif, kritis, dan analitis. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan budaya literasi membaca sebagai sebuah kebiasaan.
Kegiatan literasi dapat diimplementasikan dengan cara yang menyenangkan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Di sekolah, guru dapat mengadakan kegiatan literasi membaca di awal pembelajaran dengan meminta siswa membaca buku kesukaan mereka selama 10-15 menit. Di lingkungan sekolah, anak-anak harus diajak untuk aktif membaca buku yang mereka minati, dan disediakan sumber bacaan yang sesuai dengan minat mereka. Di masyarakat, kegiatan literasi membaca dapat dilakukan dengan memilih topik-topik yang relevan dengan isu-isu yang sedang terjadi. Pemerintah juga perlu memfasilitasi akses terhadap bahan bacaan dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi membaca dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk menghindari penyebaran berita hoaks.
Kegiatan literasi memiliki dampak positif pada pemahaman dan penyerapan informasi yang jelas dan akurat. Kemampuan literasi yang baik akan berkontribusi pada kemajuan suatu bangsa. Melalui literasi, kita dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik, diharapkan Indonesia dapat maju dalam bidang pendidikan. Minat siswa dalam literasi akan terlihat ketika mereka menemukan kegembiraan dalam membaca buku.
Kesadaran akan pentingnya literasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan langkah awal dalam meningkatkan tingkat literasi. Dengan adanya kegiatan literasi, masyarakat akan terbiasa membaca dan mendapatkan informasi. Hal ini sangat penting mengingat minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan adalah membiasakan diri untuk membaca buku yang kita minati dan membangun pola baru dengan literasi membaca dalam kegiatan belajar kita.
Sumber Referensi:
- Tahmidaten, L., & Krismanto, W. (2020). Permasalahan budaya membaca di Indonesia (Studi pustaka tentang problematika & solusinya). Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1), 22-33.
- Shortage of libraries and quality readings causes Indonesia's literacy crisis | PROGRAM RISE DI INDONESIA. (2020). Smeru.or.id. https://rise.smeru.or.id/en/blog/shortage-libraries-and-quality-readings-causes-indonesia%E2%80%99s-literacy-crisis#:~:text=The%20literacy%20level%20of%20the%20Indonesian%20people%20is,ability%20%28below%20Level%202%20on%20the%20PISA%20scale%29.
- Literasi Indonesia Peringkat 62 dari 70, Apakah Peningkatan Kualitas Perpustakaan Daerah Bisa Membantu? - Whiteboard Journal. (2023, January 20). Whiteboard Journal. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/human-interest/literasi-indonesia-peringkat-62-dari-70-apakah-peningkatan-kualitas-perpustakaan-daerah-bisa-membantu/#:~:text=Menurut%20Program%20for%20International%20Student,peringkat%2062%20dari%2070%20negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI