Gerakan literasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat harus mempromosikan kebiasaan membaca dan menulis. Kebiasaan ini sebenarnya telah lama ada sebelum literasi berkembang sepesat sekarang ini. Gerakan literasi merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua, guru, dan pemerintah memiliki peran penting dalam mengarahkan dan meningkatkan gerakan literasi membaca dan menulis di lingkungan tersebut. Undang-undang perpustakaan nomor 43 tahun 2007 pasal 48 tentang pembudayaan kegemaran membaca menyebutkan bahwa literasi membaca harus dilakukan melalui keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Literasi membaca yang baik dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan inovatif, serta membangun budi pekerti. Keterampilan literasi juga dapat merangsang pelaku literasi untuk memahami informasi secara reflektif, kritis, dan analitis. Oleh karena itu, kita perlu mengembangkan budaya literasi membaca sebagai sebuah kebiasaan.
Kegiatan literasi dapat diimplementasikan dengan cara yang menyenangkan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Di sekolah, guru dapat mengadakan kegiatan literasi membaca di awal pembelajaran dengan meminta siswa membaca buku kesukaan mereka selama 10-15 menit. Di lingkungan sekolah, anak-anak harus diajak untuk aktif membaca buku yang mereka minati, dan disediakan sumber bacaan yang sesuai dengan minat mereka. Di masyarakat, kegiatan literasi membaca dapat dilakukan dengan memilih topik-topik yang relevan dengan isu-isu yang sedang terjadi. Pemerintah juga perlu memfasilitasi akses terhadap bahan bacaan dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya literasi membaca dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk menghindari penyebaran berita hoaks.
Kegiatan literasi memiliki dampak positif pada pemahaman dan penyerapan informasi yang jelas dan akurat. Kemampuan literasi yang baik akan berkontribusi pada kemajuan suatu bangsa. Melalui literasi, kita dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik, diharapkan Indonesia dapat maju dalam bidang pendidikan. Minat siswa dalam literasi akan terlihat ketika mereka menemukan kegembiraan dalam membaca buku.
Kesadaran akan pentingnya literasi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan langkah awal dalam meningkatkan tingkat literasi. Dengan adanya kegiatan literasi, masyarakat akan terbiasa membaca dan mendapatkan informasi. Hal ini sangat penting mengingat minat baca masyarakat Indonesia yang rendah. Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan adalah membiasakan diri untuk membaca buku yang kita minati dan membangun pola baru dengan literasi membaca dalam kegiatan belajar kita.
Sumber Referensi:
- Tahmidaten, L., & Krismanto, W. (2020). Permasalahan budaya membaca di Indonesia (Studi pustaka tentang problematika & solusinya). Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(1), 22-33.
- Shortage of libraries and quality readings causes Indonesia's literacy crisis | PROGRAM RISE DI INDONESIA. (2020). Smeru.or.id. https://rise.smeru.or.id/en/blog/shortage-libraries-and-quality-readings-causes-indonesia%E2%80%99s-literacy-crisis#:~:text=The%20literacy%20level%20of%20the%20Indonesian%20people%20is,ability%20%28below%20Level%202%20on%20the%20PISA%20scale%29.
- Literasi Indonesia Peringkat 62 dari 70, Apakah Peningkatan Kualitas Perpustakaan Daerah Bisa Membantu? - Whiteboard Journal. (2023, January 20). Whiteboard Journal. https://www.whiteboardjournal.com/ideas/human-interest/literasi-indonesia-peringkat-62-dari-70-apakah-peningkatan-kualitas-perpustakaan-daerah-bisa-membantu/#:~:text=Menurut%20Program%20for%20International%20Student,peringkat%2062%20dari%2070%20negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI