Mohon tunggu...
Thariqul Maarif
Thariqul Maarif Mohon Tunggu... Desainer - Saya yang sedang mencoba senang untuk menulis.

Nggak banyak yang bisa saya ceritakan, hanya seorang mediocre yang merasa butuh untuk tetap menulis daripada waktu terbuang sia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kakung Popop, Jemparingan dan Eksistensinya di Tengah Masyarakat

26 Maret 2021   12:54 Diperbarui: 19 April 2021   20:38 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solo, 10 Januari 2020. Hujan mulai turun namun suasana di sini masih begitu hangat. Tepat di belakang gedung wayang, Sriwedari, Surakarta, workshop ini berdiri. 

Kakung popop si empunya workshop ini masih begitu khidmat mengampelas lengan busur panah, bersama dengan 2 asistennya yang mengerjakan tugasnya masing-masing, satu lagi tidak bisa datang karena hujan sudah terlanjur lebat. 

Dalam satu waktu itu juga Kakung popop mengenalkan kami dengan tempat kerja miliknya, apa apa saja yang di dalamnya, urutan proses pembuatan busur, beliau juga menceritakan perjalanannya dalam bidang ini hingga bisa berada sampai saat ini .

Panahan, satu olahraga yang begitu digemari oleh masyarakat khususnya di Solo, tidak seperti beberapa tahun yang lalu, kini panahan sudah merebak luas di masyarakat, menemui tempat untuk berlatih panah menjadi semakin mudah dan ramai, peminatnya pun bermacam macam dari mulai anak kecil hingga orang dewasa.

Tak terhitung pula sekian banyak komunitas dengan tema panahan mulai berkembang beserta personal personal di dalamnya, regenarasi pun terus berjalan dalam bidang ini, pada tahun 2018 atlet atlet muda Solo membuktikannya dengan memenangkan 12 medali dalam Pekan Olahraga Provinsi Jateng (PORPROV). 

Jenis jenis dari panahan pun mulai banyak dikenal, Salah satu yang paling unik adalah jemparingan, panahan yang merupakan turunan dari kraton ini memiliki cara yang berbeda dengan olahraga panah yang lain, di sini pemanah tidak berdiri melainkan duduk bersila sembari menembakkan anak panahnya. 

Cabang panahan ini juga merupakan panahan yang dijalani oleh Kakung popop dalam komunitasnya bersamaan dengannya menjadi seorang pengrajin busur dan anak panah

Menggabungkan kata Solo dengan panahan tak lengkap rasanya jika tak membahas Kakung satu ini, senior atau bisa kita bilang salah satu sesepuh panahan di kota itu. 

Eddy Roostopo atau orang orang sering memanggil beliau dengan panggilan "Kakung popop", seorang mantan atlet yang sudah begitu banyak menerima penghargaan sekaligus pendamping di komunitas SIPAS (Semut Ireng Pop Archery Surakarta) dan juga saat ini aktif menjadi seorang pengrajin busur dan panah profesional, hasil karyanya bahkan sudah masuk pada kelas internasional. Pria yang lahir di Tawangmangu, Jawa Tengah inilah yang kemudian menjadi salah satu pionir bagi panahan di kota Solo.

Kini sebagai seorang pengrajin atau bisa kita bilang seniman panah ini beliau sangatlah aktif, di workshop kecilnya itu Kakung popop menciptakan begitu banyak anak panah dan busur yang tentunya tak perlu dipertanyakan lagi kualitasnya, seperti yang telah disebutkan di paragraf pertama.

Busur karya pria ini sudah mencapai pemesan dari dalam negeri maupun luar negeri, dengan berbagai macam jenis busur yang dipesan pula. Ini tentunya membuktikan bahwa kehebatan Kakung dalam bidangnya sudah berada tingkat yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun