Aku selalu nyaman bersembunyi di balik awan kelam,
Mengikuti kemana dia berarak,
Dibawahnya aku berpuisi,
Menunggu hujan mengguyur bumi,
Setelahnya bisa ku hirup wangi tanah yang menenangkan,
Aku tak pernah tau jika kamu sudah menatapku,
Kamu mengincarku dengan genit,
Kemudian kamu menjelma menjadi pelangi,
Aku terhenyak kagum,
Kamu seolah membalut hangat dasar hatiku yang sudah lama dingin.
Dengan warnamu, kau pantulkan cahaya terang tepat dimataku,
Hingga kamu bisa lihat kerlingan mataku yang sudah lama hilang.
Aku memejam, namun bayanganmu semakin nyata,
Aku seperti mendapat jawaban dari jutaan tanyaku selama ini,
Terimakasih Tuhan kau jawab semua Doa ku,
Aku meminta mu tinggal dan kamu mengangguk, tanda setuju untuk menemaniku,
Lalu kamu melantunkan puisi terindahku,
Aku seolah terbang dan bermain diantara pelangi dan awan,
Menangispun rasanya indah jika itu bersama kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H