Dear Karin,
Hi.. salam kenal,
Aku.. sudahlah tak perlu memperkenalkan siapa aku. Konyol memang, tapi yaaa aku cuman bisa tulis surat ini buat kamu, berharap suatau saat nanti kamu akan baca surat ini. Aku teman Zeid, laki laki tampan seantero kampus itu, aku harap sih kamu ga ngeceng dia juga. Ops, kenapa harus bahas dia, ok, gini Karin.
Hem, aku suka sama kamu,
Sekian,
Sepucuk surat yang aku masih simpan sejak delapan tahun lalu itu belum aku temukan siapa yang membuatnya. Sampai akhirnya kakiku berpijak kembali ditempat dimana aku menemukan surat tersebut, yaitu di ruang kelas kuliahku dulu. Sudah lama rasanya aku tak menghirup aroma aroma perkuliahan, menyapa kembali dinding yang dingin itu. Hari itu kampus sedang libur, dengan bebasnya aku bisa masuk ke kampusku itu, dan bernostalgia dengan semua cerita ceritaku jaman dulu.
“Jadi hari ini kelas saya hanya dihadiri satu mahasiswi saja ?”
“Haha, lagi ngapain lu disini ?”
“ Yang ada gue yang nanya, lagi ngapain lu di kelas gue?”
“ dulu sih kelas lu, kelas gue juga deh.”