Mohon tunggu...
kristanto budiprabowo
kristanto budiprabowo Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup berbasis nilai

Appreciator - Pendeta - Motivator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa Ramadhan Adalah Sakramen

1 Juli 2015   19:08 Diperbarui: 1 Juli 2015   19:16 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh berkembangnya mitos keunikan (dan dibanyak kesempatan dijadikan satu-satunya identitas kekristenan) ini terhadap sikap orang Kristen pada praktek Puasa sahabat muslimnya adalah: bahwa Praktek puasa bukanlah sebuah tradisi yang “menegakkan” iman, tidak berhubungan dengan keselamatan, dan merupakan variasi dari praktek yang secara murni/asli tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa. Penghargaan orang Kristen terhadap praktek Puasa sahabat muslimnya berada dalam tataran toleransi; penerimaan pada perbedaan “rasa” terhadap sebuah praktek beragama. Penghargaan itu belum banyak menyentuh pada pemaknaan kesakralan yang didalamnya terdapat nilai kebenaran, keselamatan dan kemurnian sebagaimana orang Kristen melihatnya terdapat pada praktek ritual mereka yang paling penting yaitu sakramen (bagi orang Protestan hanya ada dua sakramen yaitu Babtis Kudus dan Perjamuan Kudus).

 

Memandang praktek Puasa sebagai Sakramen

Berdasarkan apa yang telah disebutkan diatas, nampaklah bahwa perbedaan pemahaman terhadap praktek beragama  sendiri, itu sangatlah berpengaruh besar terhadap pemaknaan, sikap menghargai, dan penghormatan terhadap praktek keagamaan yang lain. Dibutuhkan keterbukaan dan keberanian untuk menyadari tingkat pemaknaan pada tradisi agama sendiri, agar kemudian dapat berhasil dengan keterbukaan dan keberanian juga menerima dan menghargai praktek ritual agama lain. Dengan kata lain, orang Kristen tidak bisa memahami praktek ritual Puasa sahabat Muslimnya berdasarkan pemahaman dan pemaknaannya terhadap Puasa seperti yang ada dalam kekristenan.

Sakaramen adalah praktek ritual paling sakral dalam agama Kristen sebagai bentuk paling nyata misteri terdalam hubungan langsung antara manusia dengan Tuhan, dan tindakan langsung dari Tuhan terhadap umatnya. Dua kehendak misterius dari yang manusiawi dan yang illahi terwujud dalam tindakan nyata dalam ritual yang menghasilkan kebenaran, keselamatan, dan kemurnian iman. Dengan kata lain, secara sederhana dapat dikatakan bahwa orang yang beriman Kristen menemukan kebenaran hidup, keselamatan surgawi, dan kemurnian sebagai makhluk ciptaan, adalah ketika mereka berada dalam dan menghayati praktek ritual sakramen.

Jika kita lihat dasar pikir seperti tersirat di atas, apa yang terjadi dalam praktek ritual Puasa Ramadhan sahabat muslim sebenarnya berada dalam tingkat pemaknaan dan penghayatan yang setara dengan praktek ritual Sakramen dalam kekristenan. Puasa tidak bisa dilihat seperti orang Kristen melihat praktek ritual tahunannya yang secara “normal” dijalani sebagai kebiasaan seperti ibadah yang berhubungan dengan masa atau hari perayaan tertentu. Jadi sedikit kurang sepadan dengan masa Puasa menjelang perayaan Paskah seperti yang dimaknai orang Kristen.

Puasa Ramadhan merupakan peristiwa istimewa sekaligus perayaan sangat sakral yang mengungkap misteri relasi manusia sebagai makhluk personal dengan Tuhan. Kedatangannya pada tiap masa tertentu tidak sekedar menandai rutinitas, tapi menandai kesempatan paling istimewa dalam hidup sahabat Muslim sepanjang hidupnya sebagai umat Tuhan. Begitu istimewanya hingga selalu disikapi seolah sebagai kesempatan terakhir, namun begitu indahnya sehingga selalu disambut sebagaimana kesempatan yang pertama. Puasa Ramadhan semakna dengan Sakramen karena ia juga menjadi penanda bahwa kebenaran, keselamatan, dan kemurnian iman tetap disediakan sebagai kesempatan bagi seluruh umat manusia.

Selamat Berpuasa semua sahabat Muslim di Indonesia.

 

Pdt. Kristanto Budiprabowo, M.Th.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun