Pada suatu sore yang sunyi dan desir angin lembut. Langit hanya diam dalam horizon berwarna oranye. Tinggal seorang insan manusia di bangku taman, berusaha menyembunyikan matanya diantara buku-buku jari tangannya dari matahari yang masih bersinar menyilaukan. Daun bergerak gelisah diantara pepohonan. Ia punya banyak pertanyaan. Matahari sore yang bijak bisa menjadi tempat jawaban, pikirnya.
“Mengapa daun berguguran di musim gugur?”
“Karena kau telah bertahan saat menghadapi kesulitan di musim panas. Kau belajar bahwa kehidupan ada saatnya kau harus membiarkan dirimu jatuh. Tapi toh kau akan kembali bertumbuh di musim semi. Kau belajar setelah jatuh pun, kau akan bangkit kembali.”
Pohon yang sedari tadi diam saja rupanya juga mempunyai pertanyaan.
“Mengapa akarku begitu kuat sehingga aku tidak dapat kesana kemari?”
“Karena kau menghasilkan buah-buah yang manis dari carangmu. Kau harus menjadi kuat untuk bisa melindunginya. Hanya pohon-pohon dengan akar terkuat yang bisa bertahan di musim hujan dan badai kencang bertiup.”
Pohon dan daun berpikir pastilah matahari adalah sosok terbijak yang ada di dunia ini. Matahari memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Ternyata manusia di bangku taman itu menguping semua percakapan mereka. Ia tersenyum. Masih menyembunyikan matanya dari silau matahari sore, ia bertanya.
“Mengapa aku lahir tetapi kemudian aku mati?”
“…”
Matahari diam dan berpikir keras. Angin teman baiknya juga tidak bisa menjawab. Pohon dan daun menunggu jawaban.
Mereka tidak pernah merasakan lapar, mereka tidak pernah menangis, mereka tidak pernah merasakan sakit, mereka tidak pernah ketakutan. Desiran angin sesekali membelai halus diantara rambut manusia, menenangkannya.
“Mengapa Tuhan menciptakan semua ini, bumi ini, kehidupan dan segala isinya, kemudian mengambilnya kembali?”
Semua pertanyaannya tertinggal tanpa jawaban. Hingga pada akhirnya hanya tinggal manusia dan kepada penciptanya sajalah, ia berserah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Ditulis di Jakarta, Indonesia pada tanggal 16 November 2012
Tulisan asli terdapat di http://karenkamal.com/tentang-kehidupan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H