Mohon tunggu...
Adelina Pangestu
Adelina Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Language and Literature Student

English Translator | Document Translation Skills • Undergraduate Language and English Literature Student at Negeri Padang University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjemahan dalam Praktik: Dari Kelas ke Dunia Nyata

13 September 2024   19:00 Diperbarui: 13 September 2024   19:01 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teknologi telah mengubah lanskap terjemahan secara signifikan. Alat bantu terjemahan seperti perangkat lunak CAT, Google Translate, dan berbagai aplikasi terjemahan otomatis lainnya telah menjadi bagian penting dari pekerjaan sehari-hari penerjemah. Namun, meski teknologi dapat membantu meningkatkan efisiensi, sentuhan manusia tetap penting untuk memastikan keakuratan, keaslian, dan sensitivitas budaya dalam terjemahan.

5. Etika dalam Terjemahan

Di dunia nyata, penerjemah sering dihadapkan pada masalah etika. Ini termasuk menjaga kerahasiaan klien, menghindari bias atau interpretasi subjektif, dan tetap setia pada teks asli tanpa memaksakan interpretasi pribadi. Etika profesional menjadi landasan penting dalam menjaga kualitas dan integritas pekerjaan terjemahan.

6. Peluang Karir dan Profesionalisme

Penerjemahan menawarkan berbagai peluang karir, mulai dari menjadi penerjemah lepas, bekerja di biro penerjemahan, hingga menjadi penerjemah in-house di perusahaan atau organisasi internasional. Profesionalisme, keterampilan komunikasi, dan jaringan yang baik adalah kunci untuk sukses di bidang ini. Sertifikasi dan keanggotaan dalam asosiasi profesional seperti HPI (Himpunan Penerjemah Indonesia) atau ATA (American Translators Association) juga dapat meningkatkan kredibilitas dan peluang karir.

Terjemahan dari kelas ke dunia nyata adalah perjalanan yang menuntut adaptasi dan pengembangan keterampilan. Meskipun teori yang diajarkan di kelas memberikan dasar yang penting, praktik di lapangan mengajarkan penerjemah untuk berpikir kritis, beradaptasi dengan situasi, dan menerapkan keterampilan dengan cara yang kreatif dan sensitif terhadap konteks. Dalam dunia yang semakin terhubung, peran penerjemah sebagai penghubung antarbudaya dan bahasa semakin vital, menjadikan keterampilan ini lebih dari sekadar kemampuan bahasa---ini adalah keterampilan hidup yang membuka pintu menuju dunia baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun