Mohon tunggu...
Krisnawan Pambudi
Krisnawan Pambudi Mohon Tunggu... -

Let me introduce myself my name is Krisnawan Pambudi i'm a student in Vocational and industrial school of Al Kaaffah at Kepanjen Malng Aku orang yang suka bergaul dan mudah berteman dengan siapa aja,if you'd like to start a conversation with me don't be shy ok...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surabaya Punya Antonim?

6 Desember 2015   12:16 Diperbarui: 6 Desember 2015   13:59 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada dibenak Anda semua ketika mendengar kata Surabaya ?
Sejauh manakah Anda mengenal Surabaya?

[caption caption="ilustrasi (dok.ujungabad.blogspot.com)"][/caption]Berdasarkan hasil pengamatan dari salah satu teman saya yang bernama Elok, Surabaya memang kota yang sangat besar dan juga luas, Surabaya banyak gedung yang megah, Surabaya juga sering macet, apalagi ditambah dengan suhu udara yang sangat panas. Dengan salah satu ikon Kota Surabaya yaitu patung ikan sura dan buaya ( sebutan bagi khalayak) hal itu membuat kota Surabaya mempunyai daya tarik tersendiri. Namun dibalik kemegahanya, Kota Surabaya menyimpan beberapa hal yang patut untuk dibicarakan.

Saat itu Elok sedang berkunjung ke salah satu pasar tradisional yang ada di Surabaya, ia bermaksud membeli makanan. Saat itulah ia mulai berpikir!

Mengapa begitu?

Pasar tersebut ramai jika malam hari saja, banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan raya. Keamanan pun sudah tidak dihiraukan lagi. Padahal jalan tersebut sangat ramai kendaran, dan tidak ada petugas lalu lintas di jalan tersebut. Namun yang akan saya bicarakan pada kutipan kali ini bukan masalah macetnya Kota Surabaya.

[caption caption="ilustrasi (dok.pribadi)"]

[/caption]

Taukah Anda? Pada malam hari jalan sebelah kiri dipenuhi oleh para pedagang dan di sebelah kanan jalan tersebut adalah bangunan yang megah. Dan pada pagi hari ternyata dibelakang tempat pedagang berjualan adalah tempat tinggal masyarakat menengah kebawah dan pada sisi kanan jalan tersebut adalah berupa bangunan yang sangat megah. Hal itulah yang membuat rasa keprihatinan muncul. Dimana peran pemerintah dalam menangani kesenjangan social dan perekonomian di Indonesia khususnya Surabaya, inipun masih di wilayah perkotaan. Apalagi di wilayah pinggiran?

[caption caption="ilustrasi (dok.pribadi)"]

[/caption]
Pada bangunan yang bisa dikatakan tidak layak huni tersebut tidak jarang terlihat masyarakat yang tidur di emperan rumah yang langsung berhadapan dengan jalan raya. Sangat miris bukan?. Belum lagi keadaan sekitar yang minim sekali dengan yang namanya kebersihan, lingkungan yang kumuh sangat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar. Lalu apa penyebab dari hal-hal tersebut ? Penyebabnya adalah :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri untuk menciptakan lingkungan yang asri.
2. Faktor keterbatasan perekonomian mereka.
3. Kurangnya peran pemerintah dalam menciptakan pemerataan ekonomi di Indoneia.

Sumber :

Mbak Elok Sby.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun