Mohon tunggu...
Kotik Aptiyas
Kotik Aptiyas Mohon Tunggu... -

successful build a good history at Satya Wacana Christian University Salatiga 2016 and hope to continuing it in the other place, with a different people and a better me :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cross Cultural Understanding: Kata Berbeda, Maksudnya Sama

15 Desember 2013   12:48 Diperbarui: 4 April 2017   17:33 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kompetensi untuk mampu berkomunikasi lintas budaya di Kampus Indonesia Mini, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga sangat penting. Hal inilah yang baru-baru ini menyadarkan kepada saya bahwa Indonesia memang memiliki bahasa yang tidak hanya satu tetapi beragam jumlah dan macamnya. Bahkan, satu kata bahasa Indonesia bisa mengandung banyak arti bagi tiap-tiap kami.

Banyak hal sepele yang membuat saya terbahak-bahak ketika menyadari penggunaan bahasa kami berbeda-beda dalam menyampaikan maksud yang sama. Disinilah perlunya Cross Cultural Understanding (pemahaman lintas budaya).

Saya adalah mahasiswa asal Jakarta, dan sudah terbiasa dengan bahasa Jakarta. Suatu hari, dihadapan saya ada 3 mahasiswa dari etnis yang berbeda-beda. Ada si Jawa Tengah, si Batak, dan si Kalimantan. Kami sedang berada dalam satu perbincangan yang sama. Sampai akhirnya si Jawa Tengah berkata kepada saya dengan logat 'medok'nya,

"Kak, pulpenmu yang ku pinjem gak hidup kak.."

Saya menjawab, "masa? mana sini coba gua liat, tadi bisa kok,"

Lalu saya coba pulpen itu di tangan dan dengan tegas berkata, "ini 'nyata' kok ! kata siapa gak 'nyata'?"

Saya terheran melihat ketiga rekan mahasiswa saya 'melongo' tidak mengerti dengan apa yang saya ucapkan barusan.

Dengan wajah aneh, si Batak bertanya, "nyata apa maksudnya? 'jadi' kali tik????".

Si Kalimantan juga mengiyakan si Batak, "iya, 'nyata' apa maksudnya? 'jadi' kali?"

Alhasil, sekarang gantian saya yang melongo dengan pernyataan mereka. "kalian gak ngerti maksudnya 'nyata' ? nyata itu ya pulpennya nyata. kok 'jadi' siih ?"

"Hidup kali kak...." si Jawa Tengah juga ikut memperjuangkan bahasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun