Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-122: Rayakan Malam Tahun Baru Bersama Koteka

28 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   12:45 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi, everyone, apa kabar?

Masih sehat dan bahagia, bukan.

Sabtu lalu, mimin sudah mengajak kalian untuk bergabung di Kotekatalk-121 bersama Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk India dan Kerajaan Bhutan, Ibu H.E. Ina Hagniningtyas Krishnamurti. 

Berkaitan dengan nama beliau yang ditanyakan salah satu peserta, ibu dubes juga mengisahkan bagaimana nama Krishnamurti ada plus-minusnya. Krishnamurti adalah nama ayahanda ibu dubes. Artinya Begawan Gita. Makanya nggak heran, ibu dubes dikira laki-laki. Kedua, dikira berkulit hitam dan terakhir, diperkirakan orang memiliki tubuh yang jangkung. Ketika bertatap muka langsung dengan beliau, orang-orang akan terkejut karena salah tafsir. 

India merupakan negara yang mengenal kasta. Jadi sebagai orang Indonesia harus pandai menempatkan diri. Menurut ibu dubes, meskipun Indonesia memiliki agama Hindu, tetapi berbeda dengan agama Hindu yang dikenal di India. Di tanah air, agama Hindu mengenal satu Tuhan "Hyang Widi" dengan tiga dewa. Sedangkan di India, setiap orang memiliki dewa sendiri; Syiwa, Wisnu, Ganesha namun tidak mengenal satu Tuhan. Jadi kalau akan sembahyang orang India akan sedikit bingung karena berbeda dengan di tempat mereka berasal. 

Selama 1,5 jam obrolan santai bersama beliau membuat peserta bisa tertawa. Ibu dubes memiliki selera humor yang tinggi. Senang sekali dengan acara yang padat, mengingat ada zoom bersama UI yang beliau harus hadiri di saat yang sama, ibu dubes masih semangat untuk menuntaskan ceritanya tentang negara di mana beliau ditempatkan.

Ibu dubes telah 30 tahun mengabdi di kemenlu. Menjadi dubes wanita kedua yang pernah ditempatkan di PBB dan perempuan pertama yang mewakili diplomat untuk mengatur wilayah kerja dua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia sejak zaman kerajaan. 

Banyak fakta yang makin membuat 18 peserta semangat untuk pergi ke India. Pertama, ternyata India itu negara tetangga betulan. Negara itu sebenarnya bisa dicapai 1 jam dari Aceh atau 5,5 jam dari Medan. Sayang sampai hari ini belum ada direct flight dari Indonesia ke India. Biasanya pesawat yang mengangkut orang dari Indonesia harus melalui Singapura atau Thailand.  Untuk itulah besar harapan ibu dubes atas diplomasi konektivitas dari Indonesia dibuka lebar melalui kerjasama dengan beberapa maskapai di tanah air. 

Lebih lanjut, ibu dubes berkisah bahwa banyak orang India yang saat musim nikah yakni pada bulan Oktober- Desember. Sekitar 4-6 juta orang dari 1,4 milyar penduduknya akan memilih Bali sebagai tempat bulan madu.  Jadi ada pesawat yang langsung ke sana. Tentunya jumlah wisatawan India lebih banyak. Mungkin orang Indonesia dianggap kurang merasa keren pergi ke India dan memilih ke negara Eropa atau Amerika, yang konon lebih "wow" dan bergengsi bagi beberapa traveler nusantara.

Mengingat hubungan sejarah yang luar biasa erat antara kedua negara, ibu dubes menginginkan supaya ini menjadi pondasi untuk program di masa depan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun