Ketiga, ke kampung Labirin. Namanya saja Labirin, jalannya muter-muter, banyak jebakan batman. Makanya disarankan untuk membawa guide. Untung ada guide dari dispar Bogor. Jalan menuju kampung ini sangat jauh dan di bawah terik matahari yang panas.Â
Marawis menyambut kedatangan wisatawan lokal dengan kudapan kuliner dan tarian. Lain kali kata kang Ara harus dibuat lagi acara ke sana lantaran ada area rafting yang menarik untuk dicoba. Sudah pernah rafting, kan? Adrenalin!!!
Selanjutnya, group Kotekatrip-4 menapaki kampung Agro Edu wisata Mulya Raharja. Di sanalah peserta baru bisa makan siang pukul 13.30! Telat banget ya, pasti para cacing sudah menggeliat di dalam perut minta diisi.Â
Untungnya para peserta sabar, dan lagi bukankah sudah disogok dengan jajanan dari sponsor seperti Wingko Lembut dari Cassandra, minuman palanya mbak Nisa dan snack JUMBO (Jumoa Bogor) dari Mbak Rara. Di kampung alami ini, peserta makan, swafoto di antara persawahan.Â
Terakhir adalah kampung Perca di Taju. Banyak sekali hasil dari UMKM yang menyukap kain perca menjadi sesuatu yang menjual dan indah untuk dipakai atau sebagai dekorasi. Luar biasa. Acara baru usai saat maghrib.Â
Salah satu peserta trip yang hadir dalam talkshow, Ednadus mengatakan bahwa menurutnya acara OK banget, bersyukur bahwa ia terjaring sebagai peserta. Maklum, kuota terbatas. Cowok yang follower instanya sudah 11 K itu nggak menyangka bahwa yang ikut acara dari beragam kalangan dan usia. Menurutnya, lain kali harus on time, karena agak molor dimulai.Â
Ira, travel guide dari Wisata Kreatif Jakarta yang ikut sebagai peserta menyempatkan diri untuk memberikan kesan pesan acara. Ia yang sedang mengantar turis jalan-jalan itu mengatakan bahwa ia memang bela-belain ikut lantaran acara kotekatrip dianggapnya keren. Banyak pengalaman baru anti mainstream yang dinikmatinya dan menjadi inspirasi jalan-jalan di masa mendatang.Â
Coba, deh, ia baru tahu kalau ada 8 desa wisata di Bogor. Padahal baru 5 yang dikunjungi, kemaren-kemaren ke mana, kok nggak tahu? Iya, mbak Ira baru tahu kalau di Bogor ada kampung batik di mana ia bisa melihat kerajinan batik, cara membatik, membeli hasil kerajinannya tanpa jauh-jauh ke Jogja, Solo atau Pekalongan.
Mbak Ira mengaku, ia sudah pernah naik sepeda di kampung Mulya Raharja. Ini icon yang bagus karena sawah kok, di tengah kota. Aneh bin ajaib. Biasanya yang ada kan gedung tinggi dan mal di tengah kota?Â
Di Kampung toleransi, ia sudah biasa membawa turis ke sana karena sejarah adalah interest dari mbak Ira, misi dari Wisata Jakarta yang diusungnya selama ini.
Di Kampung Labirin, ia senang karena ramai. Ada anak-anak main angklung mengucapkan selamat datang kepada peserta Kotekatrip-4, tarian dan fashion show.Â