Mohon tunggu...
Koteka Kompasiana
Koteka Kompasiana Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas Traveler Kompasiana

KOTeKA (Komunitas Traveler Kompasiana) Selalu dibawa kemana saja dan tiada gantinya. | Koteka adalah komunitas yang didesain untuk membebaskan jiwa-jiwa merdeka. | Anda bebas menuliskan apapun yang berkaitan dengan serba-serbi traveling. | Terbentuk: 20 April 2015, Founder: Pepih Nugraha, Co-founder: Wardah Fajri, Nanang Diyanto, Dhave Danang, Olive Bendon, Gana Stegmann, Arif Lukman Hakim, Isjet, Ella | Segeralah join FB @KOTeka (Komunitas Traveler Kompasiana) Twitter@kotekasiana, Instagram @kotekasiana dan like fanspage-nya. Senang jika menulis di Kompasiana, memberi tag Koteka dan Kotekasiana di tiap tulisan anda! E-mail: Kotekakompasiana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Event Komunitas Online Artikel Utama

Kotekatalk-106: Berlayar bersama KM Umsini dari Jakarta ke Surabaya

8 September 2022   07:00 Diperbarui: 8 September 2022   09:55 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hi, everyone, apa kabar?

Masih sehat dan bahagia,  bukan.

Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana sudah mengajak kalian menuju Korea Selatan. 

Mas Ony Jamhari, salah satu admin Koteka ternyata pernah 6 tahun bekerja di sana. Dari tahun 2009 - 2015 ia menjabat sebagai senior manager Solbridge International School of Business di Woosong University. 

Sebenarnya zaman itu mas Ony hanya mendapat kontrak satu tahun, tapi keenakan dan sampai berlanjut hingga 6 tahun. Pasti bisa ditebak dong, ada cewek kinclong Korsel yang berhasil dipanah hatinya sama mas Ony? Mereka pun sampai jalan-jalan ke Bali dan sekitarnya. Ih, romantis amat.

Dari sana terkuak budaya Korsel yang masih tipikal Asia. Di antaranya adalah masih kuatnya peran orang tua untuk menentukan jodoh anak-anaknya. Tidak mudah untuk mendapatkan anak gadis orang Korsel sedangkan prianya, biasanya banyak lho, yang menikah dengan orang asing. Pria masih dominan?

Cerita tentang kebiasaan lain adalah tidak banyak orang yang ingin memiliki anak. Akibatnya jumlah anak kecilnya sedikit di sana. Bagaimana, dong, nantinya? Siapa yang kuliah di Korsel? Siapa yang kerja di Korsel? Orang asing! 

Betul. Korsel sangat membuka diri pada dunia internasional. Jadi bagi kalian yang ingin kuliah di sana, bekerja di sana, jalannya lebar. 

Soal bahasa, negara akan menjamin kursus gratis di setiap penjuru. Heboh banget tapi susah juga sih, bahasanya.

Nggak heran kalau dengar banyak agen di Indonesia yang menjaring naker dari RI untuk memenuhi kebutuhan pabrik asli Korsel, khususnya yang elektronik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Event Komunitas Online Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun