Kelima, banyak tempat wisata yang pantas kita kunjungi. Tidak hanya wisata modern tapi juga alam.Â
Baiklah, dari Norwegia, kita kembali ke Indonesia. Kali ini seri "Wonderful Indonesia" mengusung tema Dieng, negeri di atas awan.Â
Kalian sudah pernah ke sana? Mau ke sana? Atau belum pernah ada pikiran sekalipun untuk mengunjungi daerah yang dingin, yang memiliki peninggalan candi tua, danau warna, keindahan pegunungan dan pertanian yang menarik dengan terassiringnya. Belum pernah makan tempe kemul, mie ongklok, carica paprika? Kalian harus ke sana.
Nama Dieng sendiri berasal dari kata "Dihyang" yang dalam bahasa Jawa Kuno tempat para leluhur. Maklum, daerah ketinggian di atas 2000 meter, biasanya adalah tempat para dewa karena mereka hanya berada di daerah tinggi.Â
Buktinya, dalam prasasti Gunung Wule bertanggal 861 Masehi. Saking tinggi dan dinginnya, nggak heran ada upas atau embun yang seperti kristal es di permukaan Dieng. Atau wedus gembel, gumpalan awan yang dari atas, turun ke bawah perlahan-lahan.
Rambut gimbal juga merupakan satu keunikan daerah ini. Ada ruwatan untuk anak-anak yang memiliki rambut ruwet nggak bisa disisir, menyerupai gembel di pinggir jalan.Â
Konon, setelah upacara anak tidak lagi memiliki rambut gembel dan hidupnya lebih baik karena hal-hal negatif dihilangkan dalam upacara adat.
Wilayah Dieng meliputi Dieng Kulon di Banjarnegara dan Dieng Wetan di Wonosobo. Sebelah barat berbatasan dengan Jabar.Â
Wilayah utara  dengan wilayah pantai utara Pekalongan dan Batang (bekas Keresidenan Pekalongan). Daerah  timur berbatasan dengan Temanggung dan Magelang (bekas Keresidenan Kedu).Â
Di Selatannya adalah  Kebumen. Asyik juga merencanakan tur kota-kota tersebut selama tur Dieng, bukan? Sekali mengunjungi Dieng, dua tiga kota terlampaui.Â
Tidaklah heran jika Dieng dengan SDM petani, menjadi penghasil sayur-sayuran terbesar di Jawa Tengah. Daerah sehat, teman-teman. Udaranya sejuk dan banyak sayur mayur segar.Â