Nah, zoom yang kedua tambah seru karena ada tamu agung, Mas Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif RI, Sandiaga Uno. Peserta yang mendaftar ada 880, namun karena proses "accept waiting list" nya lama, banyak yang merajuk. Tetapi setidaknya yang masih online ada hampir mencapai 300 peserta.Â
Menteri menceritakan tentang tanda-tanda kebangkitan pariwisata Indonesia 2022 yang menjadi judul "Wonderful Indonesia", antara lain Moto GP dan dihapuskannya karantina.
Diharapkan oleh beliau bahwa mahasiswa dan dosen jurusan pariwisata dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan Poltekpar Bali juga ikut mendukung serta berpartisipasi dalam memajukan pariwisata Indonesia, antara lain dengan penggunaan teknologi.
Menteri juga mengacungkan jempol atas kegiatan yang diadakan oleh Koteka. Katanya, nama Koteka mengena, mudah diingat dan menunjukkan salah satu kekayaan budaya tanah air di belahan bumi bagian timur. Coba kalau namanya Kotrakom, beda, bukan?
Terima kasih kepada crew Kemenparekraf RI, UKSW, Poltekpar dan Dejavato yang telah mendukung acara. Tak lupa kepada traveler di Koteka yang setia mengikuti episode istimewa ini.Â
Selamat kepada 10 pemenang voucher Koteka, 10 pemenang merchandise UKSW dan 2 pemenang merchandise Dejavato. Semoga menjadi kenang-kenangan indah, bukan dari barangnya tapi dari wawasan baru yang didapatkan hari itu.
Lalu, Sabtu ini, dari Indonesia, kami ajak jalan-jalan ke luar negeri, kali ini ke Wellington, ibu kota Selandia Baru.
Teman-teman, Selandia Baru mencatat kenaikan kasus omicron sejak beberapa pembatasan sosial dilonggarkan.Â
PM Ardern mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa puncak omicron di negara tersebut bisa terjadi pada Maret dengan kasus harian berkisar antara 10 ribu hingga 30 ribu.
Untuk itu Kotekatalk akan membahas tentang berita tersebut bersama perwakilan Indonesia di Wellington. Karena Koteka adalah komunitas yang tertarik dengan informasi wisata, informasi tentang keindahan Selandia Baru akan didiskusikan secara sekilas.Â
Para mahasiswa dan dosen juga akan memiliki pandangan luas dan perspektif untuk merencanakan studi ke sana atau menjadi perawat, mengingat sebagian besar peserta adalah dosen dan mahasiswa yang berkompeten di bidangnya. Dan bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang dipelajari di kampus, ini mendukung komunikasi.