Sayangnya, meskipun masih banyak generasi muda Jerman yang meneruskan bercocok tanam sebagai salah satu mata pencaharian di negeri sosis itu, ternyata dikhawatirkan ada kekurangan pangan akibat perang Rusia - Ukraina.Â
Ukraina adalah pengekspor utama produk gandum ke Jerman. Malah dengar-dengar, harga mie di Indonesia bisa naik karena banyak mengimpor dari Ukraina juga, kan. Sedangkan di sana sudah dibumihanguskan karena keegoan manusia. Nggak bisa menanam gandum, dong! Sumbernya lenyap.
Semoga saja, misi serangan segera berakhir, supaya kondisi aman terkendali dan dunia damai.
Di Jerman sendiri, para petani hanya menanam satu kali dalam setahun demi menghasilkan pundi-pundi. Seperti gandum atau jagung. Sedangkan tanaman lainnya di setiap musim hanya sebagai penggembur tanah. Sebab, jika mau dipanen, eee sudah rusak duluan. Jadi di sana ada tumpang sari kayak di Indonesia, lho. Sama. Hanya saja di Jerman, musimnya ada 4: dingin, semi, panas, dan gugur.
Baiklah, dari Jerman Utara, kami ajak kalian semua ke Jerman Tengah. Di daerah Oberbayern. Di sana, Chae atau Chaeriyah Nur Buehrer akan bercerita tentang keindahan alamnya. Iya, sedang musim ski. Mau tahu bagaimana ia yang orang Indonesia menikmati benda putih yang dingin itu?Â
Daerah itu terkenal dengan Zugspitze, gunung yang selalu ada saljunya walau panas matahari di musim panas menyinari. Gunung itu ada di perbatasan tiga negara; Jerman, Swiss dan Austria. Asyik, ya. Danau Elbsee juga keindahan tiada tara yang harus dikunjungi di sana. Apalagi tempat wisata yang asyik yang bisa kita kunjungi?
Selain itu, yang menjadi topik utama Zoom Koteka kerja sama dengan KJRI Frankfurt dan Poltekes Kemenkes Kupang ini adalah peluang menjadi perawat di Jerman. Tambahan info, Poltekes Kupang sudah memasukkan muatan bahasa Jerman dalam kurikulumnya.Â
Orang Jerman nasionalis, sangat menghargai bahasa sendiri. Perlu dicontoh! Kemampuan berbahasa Jerman, tentu demi membidik kesempatan di Jerman yang membutuhkan banyak perawat. Maklum, Jerman memiliki piramida terbalik alias jumlah lansianya lebih banyak dari generasi muda. Butuh perawat pribadi!
Bagaimana cara Chae menjadi perawat di Jerman? Bukankah waktu datang ke Jerman, ia baru berumur 17 tahun? Berapa gaji perawat di sana?Â
Bagaimana ia mendapatkan pekerjaan sebagai perawat di rumah sakit Muenchen? Apa enak-nggak enaknya jadi perawat di luar negeri? Apa saja yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan visa bekerja di Jerman? Bagaimana kalau ada masalah dengan perusahaan tempat bekerja?
Untuk tahu jawabannya, kami sudah mengundang bapak Acep Somantri, Konsul Jendral KJRI Frankurt dan Chae untuk berdiskusi dengan kita dan mahasiswa serta masyarakat umum yang tertarik membahasnya. Dijamin seru bangat.