Hallo, everyone.
Sabtu lalu, Komunitas Traveler Kompasiana bekerjasama dengan International Office UPGRIS Semarang telah menggelar Kotekatalk50 dalam zoom yang menghadirkan dubes LBBP RI Peru dan Bolivia, Marina Estella Anwar Bey, didampingi staff pensosbud bapak Arvin Harold Saskrfort Pokatong.Â
Ibu dubes menjawab keingintahuan direktur IO UPGRIS Dr. Nur Hidayat tentang mengapa presiden Peru lulusan SD. Ternyata pengalaman rakyat dengan presiden sebelumnya dan kepercayaan rakyat pada anak negeri membuat pengangkatan  Pedro Castilo menjadi Peru 1 sebagai satu hal yang luar biasa.Â
Pesannya "Jangan menjadi miskin di negeri kaya" tentu saja menjadikan tokoh masyarakat itu semakin dipuja rakyatnya. Peru memang kaya akan hasil ikan dan buah-buahan seperti alpokat yang dikirim ke Eropa seperti Jerman dan hal lainnya. Selain itu, Indonesia boleh berbangga hati karena perdagangan dengan Peru surplus.
Tempat wisata Peru dan Bolivia juga sangat menarik. Ibu dubes berharap bahwa perjuangan diplomasi bebas visa bisa terwujud di masa yang akan datang.Â
Ini akan jadi angin segar bagi kita traveler yang suka keliling dunia tapi paling sebel kalau ribet soal visa. Selama ini jika melamar visa, pemegang paspor hijau boleh mendapatkan 2 bulan visa. Sebaliknya, orang Peru akan mendapatkan 1 bulan visa.
Satu lagi inspirasi dari ibu dubes bahwa kita harus semakin meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Jangan langsung gaya karena bisa lancar berbahasa Inggris saja. Setidaknya 1-3 bahasa asing lain harus bisa dikuasai untuk go international dan menaklukkan dunia. Peru misalnya, menggunakan bahasa Spanyol.Â
Tidak banyak orang yang berbahasa Inggris di sana. Jika saja kita bisa berbahasa Spanyol, tak hanya bisa memasuki pasar negeri Machu Picchu ini tapi juga negara lain yang menggunakan bahasa yang sama.
Baik. Dari Amerika Latin, kita akan bertolak ke Eropa. Konsul Jendral Konsulat Jendral Republik Indonesia di Frankfurt, Jerman, bapak Acep Somantri sudah siap untuk menjelaskan situasi pandemi di wilayah kerja beliau yang terdiri dari 6 wilayah, yakni Baden-Wuerttemberg, Bayern, Hessen, Nordrhein Westfalen, Rheinland-Pfalz dan Saarland.Â
Selain itu, karena KJRI berkedudukan di Frankfurt yang notabene adalah area bandara terpenting di dunia, beliau akan menceritakan sedikit wisata Frankfurt.Â
KJRI Frankfurt sendiri berdiri secara resmi sejak 1 Maret 2000, merupakan perubahan dari KJRI Berlin. Semenjak reunifikasi Jerman pada tahun 1990, ibukota negara Jerman berpindah ke Berlin. Sesuai dengan konvensi Wina bahwa perwakilan diplomatik harus berada di ibukota, maka KBRI Berlin dibuka pada November 1999.Â
Beberapa pertimbangan utama pemilihan kota Frankfurt am Main sebagai lokasi KJRI antara lain meliputi faktor geografis, ekonomis, infrastruktur serta konsentrasi WNI.
Secara geofrafis kota Frankfurt am Main terletak di tengah Republik Federal Jerman dan merupakan salah satu international hub terpenting di Eropa. Bandara Frankfurt yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Eropa, merupakan salah satu penggerak utama denyut perekonomian Jerman.Â
Dari sisi ekonomi, sejak abad ke-14 kota Frankfurt am Main merupakan pusat perdagangan, perbankan/keuangan dan penyelenggara pameran dagang terbesar di wilayah Eropa.
Berapa jumlah orang Indonesia yang terinfeksi covid19 di wilayah KJRI Frankfurt? Adakah yang meninggal? Ada tidak yang dipulangkan dan bagaimana prosesnya? Bagaimana hubungan sosial, budaya, wisata dan pendidikan antara kedua negara selama pandemi? Bagaimana kalau ada anak muda kita yang tertarik untuk ikut program Au-pair atau FSJ di Jerman? Geregetan mau tahu semua jawabannya?
Maka dari itu, kami undang kalian semua mengetahuinya dengan  bergabung di Kotekatalk pada:
- Hari/Tanggal: Sabtu, 4 September 2021
- Pukul: 16.00-17.30 WIB atau 11.00-12.30 CEST Berlin/Frankfurt
- Pendaftaran gratis: bit.ly/kotekatalk51
- Hadiah: kartu pos
Buruan daftar dan simpan tanggal dalam kalender.Â
Kotekatalk memang kami gelar tiap minggu, tapi dijamin nggak bosenin karena selalu berbeda isi diskusi, narasumber dan hadiahnya. Banyak sekali informasi, wawasan yang bisa kita petik dari sana. Janji. Kalian janji juga ngedate hari Sabtu ini bareng Koteka, kan?
Jumpa Sabtu (AG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H