seperti yang terlihat dari data bloomberg di atas, dalam rentang waktu 6 bulan ini saja, harga kedelai sudah melonjak dari sekitar USD 900 menjadi USD 1.300.Â
Selain bloomberg, website lainnya yang mencatat harga komoditas di pasar internasional adalah marketinsider.com tetapi data yang ditunjukkan juga hampir sama seperti di bawah ini
Jika dihitung-hitung, harga kedelai saat ini adalah USD 13,4/bu. Bushel atau "bu" adalah satuan untuk komoditas biji-bijian yang setara dengan sekitar 27,2 kg.Â
Jika dirupiahkan maka menjadi Rp 189.000 per 27 kg atau Rp 7.000/kg. Padahal bulan agustus lalu, harga kedelai masih USD 9,1/bu atau Rp 129.000/ 27 kg. Dalam bahasa yang paling sederhana, hanya dalam kurun waktu Agustus 2020 sampai Januari 2021, harga kedelai melonjak dari Rp 4.700/kg menjadi Rp 7.000/kg.
Penghitungan di atas adalah hanya berdasarkan harga acuan pasar komoditas untuk kedelai. Sedangkan tempe dan tahu masih harus menjalani pengolahan lebih lanjut lagi dan biaya distribusi yang harus ditanggung.Â
Perkiraan kenaikan harga di level konsumen akhir sendiri, harga tempe dan tahu saat ini bisa naik 2x lipat dari sebelumnya. Beberapa artikel media ekonomi seperti S&P Global dan Marketwatch memperkirakan di 2021 ini memang harga kedelai akan mencapai harga tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Efek dari naiknya harga kedelai, tidak hanya dialami Indonesia tetapi negara lain yang juga mengkonsumsi kedelai seperti Jepang (tofu, miso, nato, teriyaki berasal dari kedelai), Korea (Cheonggukjang, Doenjang, Doubanjiang juga berasal dari kedelai). Di Indonesia sendiri, kedelai juga merupakan bahan baku industri kecap, tauco, susu kedelai dan cemilan.
Tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah saat ini karena kedelai adalah komoditas global yang berasal dari luar negeri (impor) jadi harganya pun mengikuti pasaran dunia sama seperti harga minyak bumi.Â
Bahkan sudah sejak lama kedelai impor tidak dikenakan bea masuk.Yang bisa dilakukan adalah menggunakan kedelai lokal yang mungkin juga harganya sebentar lagi naik karena demand nya tiba-tiba melonjak.Â