Tidak terasa, sekarang sudah memasuki bulan Desember. Beberapa daerah di Indonesia akan menghadapi musim hujan yang bisa terjadi setiap hari, mulai dari bulan ini sampai kira-kira bulan Februari mendatang. Tetapi di daerah belahan bumi utara yang beriklim subtropis, Desember sampai dengan Februari hujan turun dalam bentuk yang lebih "romantis".Â
Salju, tidak sama dengan es serut yang ditaburkan dari atas langit. Hehe. Walaupun saat ini di sudah ada mal yang menghadirkan sensasi salju buatan dalam ruangan, tetapi tetap saja kurang mirip karena proses pembentukannya pun berbeda. Bahkan banyak atlit ski yang mengatakan tekstur salju di berbagai negara memiliki karakternya sendiri. Ada yg bilang salju di sini lebih seperti bubuk lah, di sono mirip tekstur pasir, atau di negara sana seperti kristal.
Bagi yang punya rencana travelling ke negara subtropis atau menghabiskan libur akhir tahun menikmati salju, terutama yg baru pertama kali, mungkin ada beberapa tips yang bisa dicoba supaya tetap nyaman berada di suhu minus karena sedingin-dinginnya negara kita paling hanya mencapai 10 derajat celcius di daerah pegunungan seperti Dieng atau Bromo.
Winter Tidak Sama Dengan Freezing Cold
Saat orang subtropis mengatakan winter, kadang kita berasumsi winter yang dimaksud adalah musim salju. Padahal lebih tepatnya, winter adalah istilah untuk "Musim Dingin", yang biasanya mulai dari bulan November s.d Februari. Suhu sudah mulai menurun sejak akhir musim gugur dan terus menurun sampai Januari kemudian naik lagi di bulan Februari. Jadi bagi mereka, suhu 10 Derajat Celcius sudah bisa disebut winter. Sedangkan istilah untuk musim salju (suhu dibawah 0) adalah snow, cold, atau freezing. Jika salju turun hampir setiap hari, suhu bisa turun jauh lebih dingin lagi di kisaran -10 s.d -30 di negara-negara yang sudah mendekati kutub utara (Rusia, Norway, Sweden). Dalam bahasa yang mudah, menggunakan analogi kulkas 2 pintu, winter itu sama seperti suhu di kulkas, sedangkan freezing cold itu sama seperti suhu di dalam freezer.
Yang paling penting dalam menghadapi suhu freezing cold adalah pakaian. Bukan satu pakaian tetapi berlapis-lapis pakaian atau istilahnya layering.
Untuk suhu freezing cold minimal harus ada 3 jenis pakaian yang dipakai. Masing-masing bisa menggunakan dua lapis, sehingga kita bisa saja memakai 6 lapis pakaian yaitu:
- Base Layer. Jika di negara tropis kita cukup pakai singlet atau kaos dalam sebelum memakai kemeja misalnya, di cuaca bersalju wajib memakai base layer. Bahan apapun bisa dipakai seperti long johns, atau heattech. long johns hampir mirip seperti baju bayi karena itu sebagian orang malas memakai ini. Hehe. Sedangkan heattech lebih mirip pakaian untuk nge-gym yang ketat. Satu lapis base layer sebenarnya cukup tetapi jika masih merasa kedinginan lebih baik menambah layer di bagian ini. Misalnya setelah memakai  heattech ditambah dengan kaos dalam roundneck biasa. 2 Lapis atau 1 lapis sebagai baselayer tergantung cuaca.
- Middle Layer. Ini bisa menggunakan kemeja biasa yg cukup tebal, kaos biasa atau polo. Middle layer ini seperti baju yang kita pakai sehari-hari di Indonesia. Jika masih dingin, bisa ditambah lagi dengan sweater atau jaket tipis yang tidak terlalu bulky. 2 lapis atau 1 lapis middle layer disesuaikan dengan kondisi masih-masing orang.
- Outer Layer. Ini harus berupa jaket khusus winter. Bentuknya biasanya tebal, kadang berbulu sintetis di berbagai bagian sebagai pemanis, dan bagian dalamnya dilapisi dengan bulu angsa atau down, tetapi bisa juga menggunakan material poliester. Jika kemungkinan banyak terjadi hujan salju, pilih winter jacket yang water resistant karena begitu salju mencapai jaket kita, lama-lama akan mencair juga dan jika basah bisa merembes ke middle layer. Bisa masuk angin nantinya. Jika berencana main ski atau guling-gulingan di salju, bisa ditambah satu lapis jaket hardshell lagi sebagai lapisan terluar.
Jika ditotal, minimal 3 lapis pakaian harus dikenakan. Jangan kuatir, karena memakai 3-6 lapis pakaian itu hal yg wajar di cuaca bersalju. Di dalam ruangan (mal, hotel, minimarket atau kereta) biasanya memiliki pemanas ruangan dan suhunya cukup nyaman jadi outer layer kita harus dilepas jika tidak mau basah keringat, kemudian dipakai kembali saat berada di luar. Sebagai tambahan, bisa menggunakan tutup kepala, tutup telinga dan syal karena bagian kepala, leher dan telinga adalah bagian yang paling mudah kedinginan. Untuk celana hampir sama dengan pakaian, tetapi cukup 1 lapis untuk masing-masing layer. Sepatu yang paling nyaman tentu saja boots, tetapi sepatu apapun yang tidak berongga-rongga, tebal dan tinggi sebenarnya cukup, dan tentu saja sarung tangan wajib hukumnya.
Mencari Kehangatan
Di negara bersalju, semua bangunan hampir memiliki pemanas ruangan. Bahkan AC jika di Indonesia merupakan pendingin ruangan, maka saat musim salju fungsinya berubah menjadi penghangat. Jika saat jalan-jalan dan berada di luar ruangan traveller merasa kedinginan, cari aja bangunan apapun yang bebas dimasuki seperti minimarket, mal, stasiun, halte bus, dan lain-lain. Hangatkan diri sebentar sampai terasa nyaman kembali baru teruskan perjalanan.
Menghemat Biaya
Berwisata ke negara bersalju mungkin orang akan berpikir negara-negara eropa yang sekali terbang kesana minimal membutuhkan biaya 7-12 jutaan. Padahal sebenarnya di Asia sendiri banyak lho negara yang memiliki musim salju dan bahkan memberikan fasilitas kemudahan visa. Iran walaupun negara yang identik dengan gurun tapi memiliki musim salju dan bahkan memiliki area bermain ski. China bagian utara (Seperti kota Harbin), Korea Selatan, dan Jepang (Sapporo) di bulan Desember dan Januari juga memiliki musim salju.
Untuk jaket winter, beberapa website mengatakan kalau beli pakaian musim dingin lebih baik di musim panas atau semi karena harganya lebih murah. Sebenarnya ini nggak sepenuhnya tepat. Untuk label terkenal yang rajin mengeluarkan koleksinya ke semua negara (seperti Uniqlo, H&M, Zara, dll) tentu saja koleksi musim dinginnya bakalan sepi peminat di Indonesia. Justru saat bulan Desember mereka mendiskon produknya karena sebentar lagi tutup tahun.
Jika membeli pakaian baru masih dirasa mahal, sudah ada persewaan outfit untuk musim dingin di Indonesia. Ini cukup masuk akal jika kita hanya memakainya selama beberapa hari buat apa beli kalau bisa nyewa? Jika itupun masih berat, ada pasar pakaian bekas di Indonesia yang menarik. Bagi "Orang Eropa", baju mungkin hanya akan dipakai paling lama 1 tahun, jadi kondisi jaket winter bekas di pasar pakaian bekas seperti ini kadang masih sangat bagus. Hanya saja, harus pintar-pintar mencari.
Cuaca Buruk
Jika di Indonesia hujan lebat mengakibatkan banjir, di daerah subtropis juga mengakibatkan blizzard. Berbeda dengan air yang selalu mengalir, salju akan tetap menumpuk. Jadi hujan salju yang terlalu lebat bisa menutup runway bandara, rel kereta, jalan raya yang tentu juga bisa mengganggu transportasi. Semakin lama hujan salju turun, maka suhu akan semakin dingin sehingga jika tidak pintar-pintar menjaga diri bisa jatuh sakit. Jalan yg tertutup salju juga lebih licin dan membuat rawan terpeleset. Ada baiknya mendaftarkan diri di asuransi perjalanan sehingga kalau sampai sakit di negara orang tidak terlalu memberatkan isi dompet.
Menikmati Perjalanan
Terlepas dari segala kerumitan dan kerepotan yang harus dihadapi saat berwisata ke daerah bersalju, semuanya layak untuk dilakukan. Winter Wonderland atau Magical Snow bukan hanya istilah. Bahkan bagi orang barat yang setiap tahun merasakan winter, turunnya salju yang pertama kali selalu dinanti. Ibarat memasuki dunia yang asing, saat semua pohon tertutup salju, lapangan yang pada musim semi bisa dipakai bermain bola kini penuh dengan snowman seperti di film "frozen", dan saat melihat ke atas, butiran-butiran putih yang jatuh dari langit memberikan nuansa yang berbeda dari apa yang kita temui sehari-hari.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H