Bahasa dan Huruf yang digunakan
Jika anda pernah ke Thailand, China, Korea, Jepang, yah seperti itu rasanya bepergian ke Iran. Mereka memiliki hurufnya sendiri. Tetapi (hampir) semua petunjuk mulai dari nama jalan dan stasiun menggunakan huruf Arab. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Farsi, dan tulisannya mirip dengan membaca huruf arab gundul. Hehehe.. Yang agak menyulitkan adalah membaca nama toko, menu makanan maupun daftar harga, karena mereka hanya memasang huruf farsi. Tetapi bagi umat muslim, menghafalkan angka arab tidak terlalu susah.
Keramahan Orang Iran
Jika anda pernah mendengar bahwa orang Jepang sangat ramah terhadap turis, keramahan orang Jepang masih kalah dengan orang Iran. Setiap anda terlihat bingung di tempat umum, orang yg bisa berbahasa Inggris akan mendatangi anda dan menanyakan apakah perlu bantuan. Iran masih tergolong baru dalam menggenjot pariwisatanya sehingga masih jarang ada turis disana. Warga Iran menyambut turis seperti tamu dan mereka tidak mau ada tamu yang tidak betah datang ke negaranya. Bahkan saya mengalami sendiri, ditraktir makan oleh orang asing, Â Staf hostel tempat saya menginap bahkan menghadiahkan "keffiyeh" nya untuk saya karena saya tidak bisa menemukan tempat dimana barang itu dijual. JIka anda mengobrol dengan warga lokal dan diundang datang ke rumahnya, itu bukan hal yang aneh di Iran.
Mudahnya Akses Transportasi
Untung urusan public transportation, Iran sudah sejajar dengan Singapore. Hanya cukup dengan satu kartu (dengan saldo yang bisa diisi ulang) bisa digunakan untuk bepergian menggunakan kereta bawah tanah (disebut Metro), dan Bus Rapid Transit yang mirip sekali dengan Busway di Indonesia. Bahkan Malaysia dan Thailand saja belum semudah itu. Untuk naik taksi rata-rata drivernya tidak bisa berbahasa inggris sehingga anda harus menunjukkan peta tempat tujuan. Terdapat pemisahan gerbong Metro dan Busway di Iran, bagi penumpang laki-laki dan perempuan. Ini hampir sama dengan di Indonesia saya rasa.
Negara Muslim Syiah
Jika ingin bertanya soal matematika, tanyakan pada guru matematika. JIka ingin tahu, tanyakan kepada ahlinya. Seperti itulah prinsip saya dalam mencerna informasi. Terlalu banyak cerita mengenai Syiah di Indonesia yang kebanyakan hanya "katanya-katanya". Cenderung dilebih-lebihkan bahkan sudah sangat ngawur dan melenceng. Untuk itulah saya penasaran ingun melihat langsung bagaimana sih Syiah itu langsung dari sumbernya. Akhirnya hal tersebut terwujud juga saat menginjakkan kaki di Iran.
Tulisan-tulisan mengenai bagaimana dan apa saja yang menarik disana akan saya buatkan tulisan tersendiri karena saking menariknya, sayang kalo tidak dikupas secara detail. Kunjungan saya kesana benar-benar melebihin ekspektasi. Iran ibarat mutiara terpendam untuk hal pariwisata. Begitu banyak hal menarik yang tidak diketahui orang sehingga sayang jika tidak diceritakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H