Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Extravagant Teheran Bagian I

27 Oktober 2016   09:02 Diperbarui: 27 Oktober 2016   09:15 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hah? Kamu mau gabung sama ISIS?"

Yah, kurang lebih seperti itulah reaksi orang-orang sekitar saat mendengar saya akan backpackeran ke Teheran, ibukota negara Iran. Padahal posisi Irak dan Iran itu sama seperti Malaysia dan Indonesia, tetangga tetapi dua negara yang berbeda. Iran adalah negara yang sangat damai dan aman, dan ini bukan hanya kata saya. Anda bisa membaca review mengenai keamanan negara Iran dari berbagai website travelling macam tripadvisor maupun lonely planet. Hal ini karena disana menerapkan hukum Syariah Islam. Mirip dengan kondisi Aceh lah kurang lebihnya.

Selain itu, Iran terkesan "misterius" karena belum banyak menjadi tujuan orang untuk bepergian. Turis asal Indonesia lebih mengenal Turki, Uni Emirat Arab, atau tentu saja Arab Saudi jika membayangkan negara di Timur Tengah untuk dikunjungi. Karena misterius, jadi terkesan eksotis dan membuat rasa penasaran sehingga membulatkan tekad saya untuk pergi backpackeran kesana. 

TIket Promo

Beruntung. Airasia belum lama ini membuka rute Kuala Lumpur-Tehran dengan harga yang lumayan miring. Untuk PP Jkt-KL-Tehran-KL-Jkt, biaya yang saya keluarkan hanya sekitar 4 juta rupiah saja. Dengan durasi penerbangan Jkt-KL 2 jam, ditambah KL-Tehran mencapai 8 jam, total perjalanan mencapai 10 jam. Dengan jarak yang lebih jauh dari jarak orang pergi ke Jeddah, tentu saja ini sangat murah.

Penerbangan ke Teheran menggunakan Airasia X (Ekstra) dengan pesawat Airbus 330 yang lebih besar dan entah kenapa, penerbangan ke Tehran, Airasia memberikan free makanan dua kali. Satu kali makanan berupa nasi, dan satu lagi sejenis pizza. Jadi terasa seperti maskapai full service.

Bebas Visa

Hubungan diplomatik antara Iran dan Indonesia berjalan dengan baik sehingga Iran hanya memberlakukan Visa On Arrival (VOA) bagi pemegang paspor Indonesia. Dan biaya visa nya pun termasuk yang paling murah dibanding negara lain. Sesama traveller dari Beijing yang saya temui membayar agak mahal untuk biaya VOA ke Iran. Cukup mudah untuk memperoleh VOA di Bandara International Imam Khomeini. Yang jelas, anda harus sudah memiliki tujuan atau tempat menginap di Iran, karena akan dilampirkan di form pengisian VOA. Tetapi karena adanya embargo dari USA, tidak ada metode pembayaran Visa/Mastercard yg bisa digunakan untuk memesan hotel. Traveller biasanya mengakali ini dengan cara menggunakan seorang "Couchsurfer" atau host yang akan kita tumpangi untuk menginap di rumah mereka, atau bisa juga cukup melakukan booking hotel / hostel saja, tetapi melakukan pembayaran di tempat.

Ada semacam petugas yang akan memandu kita dalam mengurus VOA. Pertama-tama Anda harus membayar biaya asuransi terlebih dahulu di loket asuransi, kemudia ke loket VOA untuk di cek berapa jumlah biaya visa yang harus dibayar, kemudian pergi ke loket bank di sebelahnya untuk membayar visa, lalu kembali lagi ke loket VOA menunggu visa anda keluar. Keseluruhan prosesnya tidak sampai 30 menit. Mata uang yang digunakan untuk membayar asuransi adalah Euro dan USD, sedangkan membayar visa gunakanlah Euro.

Salju

Betul. Ada salju di Iran dan bukan hanya hujan salju, tetapi tempat bermain ski di sebuah negara Timur Tengah. Inilah alasan utama saya ingin berkunjung ke Iran. Ada 3 ski resort yang terkenal di Iran yaitu Tochal, Dizin dan Semshak. Sayangnya saya sedikit salah perhitungan karena saat kunjungan saya kesana, musim salju belum dimulai. Hahaha. Tochal adalah ski resort yang paling dekat dengan kota karena bisa diakses dengan naik kereta (disana disebut Metro) hampir mirip dengan jaringan kereta bawah tanah milik Singapore. Tetapi Tochal ski resort sedikit tua karena memang yang paling pertama dibangun di Iran. Yang kedua adalah Dizin, ini yang paling direkomendasikan karena level nya tidak terlalu curam, akses masih relatif mudah dan bangunannya relatif baru. Sedangkan Semshak hanya disarankan bagi yang sudah mahir bermain ski.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun