Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlari Lintas Alam di Manado

28 Februari 2016   21:06 Diperbarui: 28 Februari 2016   21:56 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Trail Running di Manado

Sebenarnya masyarakat Manado yang menyukai trail running bisa bersyukur karena landscape kota ini memang "dari sononya" sudah berbukit-bukit. Sehingga mencari rute trail run tidak terlalu sulit. Jika kota lain harus pergi agak jauh jika harus berlari di alam bebas (jakarta misalnya, rute trail running terdekat adalah di Jalur Pipa Gas /JPG, Hutan Kota UI di Depok, atau beberapa tempat di daerah puncak dan bogor) tidak demikian halnya di Manado. Memang rata-rata semua Taman Hutan Raya (Tahura) bisa digunakan untuk berlari lintas alam, tetapi sering kali lokasinya jauh dari tempat tinggal. Kota Solo misalnya, Tahura nya terletak di kaki gunung lawu. Sama dengan di jogja dimana Tahura nya berada di daerah Wonosari.

Sedangkan di Manado, Tahura yg dimiliki berada masih di dalam kota. Namanya adalah Tahura Gunung Tumpa. Jika menggunakan mobil, bisa diakses hanya 30 menit dari pusat kota. Menuju ke sana hampir searah dengan beberapa hotel dan cottage yang memberikan paket wisata diving dan snorkling di bunaken, sehingga kecil kemungkinan untuk nyasar.

Puncaknya memiliki ketinggian sekitar 400 mdpl, dan dari puncak terlihat jelas pulau bunaken dan gunung manado tua, serta beberapa pulau-pulau kecil lainnya. Total jarak yang ditempuh sekitar 8,7 km naik turun. Lumayan menguras tenaga juga.

Sayangnya tempat wisata ini belum terlalu gencar di promosikan. Padahal dengan letaknya yang tidak terlalu jauh dan pemandangan yg disuguhkan seharusnya bisa menarik banyak pengunjung. Jika Anda tidak mampu berlari pun, Gunung Tumpa bisa didaki oleh pendaki pemula, dengan trekking maupun hiking. Di tempat ini pun belum ada tempat sampah, sehingga terlihat beberapa botol bekas pengunjung yang membuang sampah sembarangan. 

*Foto Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun