Buat yg suka memotret dengan memakai kamera digital apapun (dslr, pocket, smartphone, action cam, dll) pasti menyadari bahwa hasil kamera tidak pernah sama persis dengan apa yang dilihat menggunakan mata manusia. Hal ini dikarenakan rentang warna (dynamic range) yang mampu ditangkap oleh mata manusia jaaauuuuh berbeda dengan sensor kamera. Sebagai gambaran, berikut ini daftar perbandingan dynamic range mata manusia dengan perangkat lain:
Dynamic ranges of common devices
Device
- LCD --> (9.5 F stop) --> kontras (250:1 s.d 1750:1)
- Negative film (Kodak VISION3)Â --> (13 F stop) --> kontras (8192:1)
- Human eye --> (10 s.d 14 F stop) --> kontras (1024:1 s.d 16384:1)
- DSLR camera (Nikon D800) --> (14.4 F stop) --> kontras (21744:1)
Salah satu perbedaan yg paling mencolok antara mata dan kamera adalah saat memotret membelakangi matahari / sumber cahaya. Mata manusia masih mampu melihat wajah seorang teman dengan latar belakang matahari, tetapi apabila dipotret menggunakan kamera, kalau tidak wajah si teman yg gelap tetapi langit di belakangnya jelas, atau wajah si teman jelas, tetapi latar belakangnya putih semua karena terlalu terang.
Karena itulah, untuk mengatasi "kelemahan" dalam kamera digital di atas, dikenal istilah fotografi high dynamic range atau HDR.
Contoh Foto HDR
Tanpa teknik HDR, gedung gedung tua di seberang polder akan terlihat gelap.
Bagaimana foto HDR yang benar?
Dikalangan fotografer, foto HDR sering di salah artikan sebagai foto yang warna-warnanya hyper-realistic karena memang teknik hdr mampu menghasilkan efek yg demikian. Maka dikenal istilah "foto hdr yang benar justru tidak terlihat seperti hdr". Maksudnya adalah, foto hdr yg benar, masih terlihat realistis, dan mirip seperti warna yang mampu dilihat oleh mata, bukan "lebih" dari seperti warna yang terlihat oleh mata manusia.
Bagaimana cara mendapatkan efek HDR?
Ada dua metode dalam membuat foto HDR. Yang pertama merupakan "cara susah" yaitu membutuhkan kamera, tripod, dan software pengolah foto macam photoshop, photomatix pro, topaz adjust, atau nik software.
Pertama pasang kamera pada tripod, lalu ambil 3 atau 5 jepretan untuk satu foto yang sama. Satu foto di eksposure normal, satu foto under eksposure untuk menangkap detail di bagian yg terang dan satu foto over eksposure untuk menangkap detail di bagian yg gelap, lalu olah menggunakan salah satu software di atas.
Jika cara di atas dirasa ribet, gunakan saja tablet / smartphone (ios maupun android) dengan software gratis bernama "snapseed". Pembuatnya sama dengan nik software. Aplikasi ini sangat bagus untuk membuat foto HDR dari satu foto saja, tanpa perlu menjepret 3 atau 5 foto.