Kita kan baru kenal katamu.....
so what? jawabku singkat.
kenapa kamu begitu yakin mengucapkan kata itu?
Kata apa? " Will you marry me?"Â ada kah yang salah dengan itu?
Â
ah,, tidak ada yang salah tapi bukankah itu terlalu cepat?
Tidak ada yang terlalu cepat? terlalu lama juga tidak baik kan?
Apakah menurut mu menikah itu sesederhana itu?
hmm kata sederhana, ya sesederhana itu.
bukankah kita harus saling mengenal lebih jauh dulu?
maksud mu pacaran? untuk apa? melihat ketidakcocokan? atau melihat keburukan selama pacaran?
Â
bukan itu maksudku, tapi.....
okay, coba kamu jawab, kamu suka aku tidak?
....hmmmmm aku tidak bisa jawab itu sekarang?
kenapa? jawabannya cuma simple, Ya atau tidak.
Â
ahhhh semua kamu buat simple, semua kamu buat mudah
loh, iya tentu saja, siapa sih yang mau yang sulit? bukankah semua orang mau yang simpel, mudah?
tapi.... tidak semua kan?
Ya, tapi kalau bisa di buat mudah kenapa di persulit?
oke oke,,,,, aku kalah.
tidak,...... ini bukan soal menang dan kalah, hanya perlu jawaban itu,, ya atau tidak?
hmmmmm......Aku emang suka kamu.
kalau kamu suka aku, aku suka kamu berarti kita saling suka, masalah nya dimana?
Tapi itu tidak cukup kan??
Memang untuk selamanya tidak cukup, tapi itu cukup sebagai dasar untuk memulai bukan?
ah kamu memang pinter berkata-kata, selalu ada jawabanmu.
Tentu saja, karena semua pertanyaan selalu ada jawabanya, hanya saja bisa di pertanggung jawabkan atau tidak.
Tuh kan, Ngeles lagi terus.
baiklah kalau itu menurut mu ngeles, tapi aku hanya butuh jawaban tu sebenarnya.
Jawaban apa?
Pertanyaan saya, " Will you marry me?"
Pertanyaan yang sulit untuk di jawab.
Tidak, pertanyaannya tidak sulit, tapi jawabanya yang sulit.
Hahaha, kamu bisa saja.
jadi bagaiamana?
Haruskah kujawab sekarang? aku perlu waktu memikirkanya.
Baiklah, tapi jangan lama lama, satu minggu cukup kan?
oke aku rasa cukup,
hmmm baiklah, seminggu lagi aku akan menanyakanya kembali.
Kamu memang aneh ya,
Ah tidak juga, biasa saja. kenapa bilang aneh?
ya anehlah, kamu mengajak orang menikah seperti ngajak nonton.
Sudah dari sononya. hehehehe tidak suka basa basi.
Begitulah percakapan berakhir, datar, tanpa romantisme, seperti sebuah kegiatan biasa yang mengalir seperti biasa.pada akhirnya minggu berikutnya, aku mendapatkan jawaban atas pertanyaan atau tepatnya ajakan menikah itu di iyakan oleh dia. Mungkin sebagian orang, ini adalah malapetaka, terutama buat wanita, karena kaum wanita biasanya cenderung menginginkan ke romantisan, tapi saya katakan, romantisme hanya akting, dan ketika seseorang sudah tidak sanggup lagi berakting, maka akn terlihat seseorang yang sebenarnya.
selamat malam Kompasiana.
Batam 07 Oktober 2015
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H