Mendebarkan! Begitulah gambaran penonton tak netral pertandingan antara Liverpool dan Chelsea di Final Carabao Cup yang dilangsungkan di Wembley senin 28 Februari 2022.Â
Sebagai seorang fans, jantung ini rasanya mau copot ketika menyaksikan jual beli serangan baik Chelsea maupun Liverpool. Beberapa kali harus meneguk air putih untuk menetralkan jantung yang terus berdetak kencang.Â
Hal ini karena Liverpool yang tetap menerapkan high defence line menghadapi pemain-pemain depan Chelsea yang cepat dan lincah. Bola umpan terobosan berkali-kali berhasil melewati pemain belakang Liverpool untuk menemui pemain-pemain Chelsea dan mengancam gawang Liverpool.Â
Bahkan ada 2 gol yang diciptakan oleh Lukaku dan Havertz. Untungnya, gol-gol tersebut dianulir karena mereka terlebih dahulu offside. Tercatat Chelsea terjebak offside 7 kali. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka bertahan terlalu tinggi, namun ada strategi yang diterapkan yaitu jebakan offside.Â
Jebakan offside memang menjadi kunci kali ini untuk kemenangan Liverpool atas Chelsea, meskipun sesungguhnya itu adalah kelemahan Liverpool yang biasanya diekspos oleh para lawan.Â
Kejadian-kejadian ini membuat adrenalin penggemar Liverpool bekerja ekstra. Bayangkan saja, dalam beberapa detik emosi bagaikan tenggelam ke dasar karena menyaksikan kenyataan bahwa gol Chelsea tercipta dan mungkin sulit untuk dikejar melihat pertahanan Chelsea yang solid. Untungnya emosi negatif itu hanya berlangsung beberapa detik saja.Â
Oh... masih ada harapan. Untungnya jebakan offside kali ini berjalan mulus untuk menggagalkan kemenangan Chelsea.Â
Di sisi lain, Kelleher yang dipercaya mengawal gawang Liverpool pun tampil apik. Kurang lebih ia melakukan 2 hingga 3 kali save krusial, selain tampil tenang dalam menendang bola adu penalti.Â
Pertandingan sebetulnya berjalan imbang di antara kedua tim. Liverpool memang tertekan di awal babak pertama kurang lebih 17 menitan. Namun mereka akhirnya bisa mengendalikan permainan. Liverpool bahkan menciptakan dua tendangan on target berbahaya namun Kiper Chelsea Edouard Mendy tampil apik dengan melakukan doubel save krusial.Â
Meskipun Liverpool menguasai pertandingan, bukannya Chelsea tidak mengancam. Beberapa kali mereka mengancam lewat Pulisic dan Mount. Sayangnya upaya Mount tidak berbuah gol dan hanya membentur tiang gawang sekali dan mencium tiang gawang serta diselamatkan oleh Kelleher.Â
Di babak kedua, kelihatan Chelsea lebih dominan. Mereka menekan Liverpool yang kelihatan kelelahan atau memang sengaja bertahan untuk memancing pemain Chelsea keluar dari pertahanan mereka. Namun penyerang anyar Liverpool, Luis Diaz menjadi ancaman konstan di sayap kiri Liverpool.Â
Sebuah perayaan gol Liverpool di menit 67 oleh para pemain dan penggemar. Gol tersebut lahir dari bola mati disundul oleh Mane kemudian diselesaikan oleh Matip. Namun sayang, selebrasi tersebut tak bertahan lama. Gol tersebut kemudian dianulir setelah wasit mengecek VAR.
Entah pelanggaran apa? Hanya wasit dan VAR yang tahu. Offside? bukan! Pelanggaran? Bukan juga! Lalu apa? Mungkin saja wasit tak rela melihat kemenangan Liverpool? Atau wasit ingin agar pertandingan ini diselesaikan dengan cara lebih dramatis.Â
Bagi penulis, gol Matip bagi Liverpool seharusnya sah. Dan pertandingan mungkin saja diselesaikan dalam waktu 90 menit plus. Tapi apa daya, pertandingan harus dilanjutkan karena wasit adalah penentu hasil pertandingan juga.Â
Mungkinkah wasit bermaksud agar Liverpool dirugikan dan memperkokoh Chelsea sebagai tim hebat di Inggris setelah juara Liga Champions dan piala dunia antar klub? Keputusan wasit tersebut bisa menimbulkan banyak asumsi.Â
Apapun motivasi wasit, Liverpool memang ditakdirkan untuk menang meskipun tidak melalui gol Matip.Â
Pertandingan Chelsea dan Liverpool menyajikan pertarungan sengit lini tengah. Chelsea yang kuat di lini tengah terlihat keteteran juga menghadapi lini tengah Liverpool yang diisi Hendarson, Fabinho, dan Naby Keita.Â
Sedangkan pertahanan Chelsea yang biasanya rapat, kali ini diobok-obok oleh Luis Diaz, meskipun Salah dikunci pergerakannya. Luis Diaz berkali-kali berhasil menembus pertahanan Chelsea yang rapat. Itulah mengapa serangan Chelsea sedikit mandek karena mereka harus berkonsentrasi terhadap pergerakan Diaz.Â
Tercatat 20 percobaan tembakan dilakukan Liverpool melawan Chelsea kali ini dengan 6 on target meski tidak ada gol. Angka yang fantastis saat melawan Chelsea yang sulit ditembus pertahanannya.Â
Bagi penulis, Diaz merupakan opsi yang menyebabkan angka-angka tembakan ini. Kecepatan dan penguasaan bolanya menjadi kekuatan yang memberikan keuntungan bagi Liverpool.
Tanpa gol tercipta, pertandingan terpaksa diteruskan ke perpanjangan waktu. Para pemain Liverpool terlihat kelelahan. Serangan serangan di extra time tidak begitu berbahaya seperri waktu normal. Bahkan Chelsea terlihat mendominasi permainan.Â
Lini tengah Liverpool yang sudah diisi oleh Elliot mengganti Hendo, Milner mengganti Naby, terlihat tidak seganas sebelumnya. Demikian juga Diaz yang diganti Origi membuat serangan di sayap kiri Liverpool tidak begitu mengalir seperti sebelumnya.Â
Serangan Chelsea yang buntu dan bola-bola mati Liverpool tidak menghasilkan satu gol pun yang sah. Karena itu pertandingan harus ditentukan oleh adu penalti.Â
Adu penalti ini menjadi puncak tingginya frekuensi detak jantung para penggemar. Karena kesalahan-kesalahan kecil menjadi penentu. Setiap kali pemain tim yang didukung maju mengambil tendangan, ada harapan dan doa:"semoga berhasil". Demikian juga ketika kiper tim yang didukung menjaga gawang, doa semoga berhasil menahan tendangan dinaikan.
Penalti yang mendebarkan ini harus terjadi hingga skor 10-10. Ke 10 pemain baik Liverpool maupun Chelsea tidak ada yang gagal mengeksekusi penalti.Â
Kini, giliran kedua penjaga gawang diuji kemampuannya, baik dalam menendang maupun dalam menahan bola. Adalah Kelleher diberikan kesempatan lebih dulu, dan golllll. Skor 11-10 terjadi.Â
Sekarang giliran Kepa yang baru masuk menit-menit extratime. Tendangannya tentunya menjadi penentu apakah permainan ditentukan lewat undian hehehe....
Jika gol maka skor 11-11. Jika gagal maka Liverpool menang. Dan ini merupakan tekanan yang luar biasa. Dan Kepa tidak sanggup mengelola tekanan itu. Tendangannya melambung ke langit yang sontak membuat gemuruh perayaan kemenangan Liverpool meledak di Wembley.Â
Yeessss! Liverpool juara. Terima kasih Tuchel, sudah kirimkan Kepa buat menangkan Liverpool.
Dan jantung ini mulai mereda. Lega rasanya setelah dipacu 2 jam lebih. Walaupun trofi Carabao Cup ini dianggap minor, namun terasa mayor karena diperoleh Liverpool dengan mengalahkan tim juara dunia.Â
Kali ini melawan Chelsea, jebakan offside menyelamatkan Liverpool dari kekalahan dan mengantar Liverpool memenangkan pertandingan melalui adu penalti. Trofi ke-9 Carabao Cup bagi Liverpool diperoleh tahun 2022.Â
Semoga trofi Carabao ini, merupakan pemicu trofi-trofi selanjutnya bagi Liverpool.Â
Salam bola.
YNWA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H