Fabinho akhir-akhir ini tampil sebagai pencetak gol bagi Liverpool. Posisinya yang selama ini bertahan saja diupgrade menjadi algojo juga.Â
Pada pertandingan ini juga Fabinho tampil brilian dalam bertahan. Bagi penulis, ia pantas menjadi man of the match bersaing dengan Alisson yang bermain brilian hari ini.
Selain itu, jebakan ofside yang menjadi skema permainan Liverpool berhasil diterapkan walaupun sesekali bisa menjadi bumerang bagi Liverpool. Statistik mencatat bahwa ada 7 kali offside oleh pemain Burnley.Â
Rupanya setelah ditahan imbang oleh Brentford tahun lalu dengan permainan yang identik dengan yang diperagakan Burnley, skuad Liverpool telah banyak belajar sehingga mereka tidak dihukum oleh permainan Burnley. Mereka berhasil mengantisipasi long ball Burnley dengan baik.
Menyadari itu, di babak kedua, Klopp pelatih Liverpool kemudian mengganti Hendarson sang kapten dengan Thiago. Masuknya Thiago membuat serangan Liverpool lebih cair.Â
Hal ini karena kepiawaian Thiago dalam membuat pasing-pasing menawan di ruang sempit. Namun tidak ada gol yang tercipta meskipun serangan Liverpool lebih berbahaya.Â
Liverpool sadar bahwa unggul 1-0 bukanlah posisi yang aman bagi Liverpool. Sesesaat mereka bisa kemasukan gol penyeimbang yang membuat dua poin hangus dalam beberapa menit terakhir.Â
Masuknya Thiago di menit 60-an dan Jota mengganti Mane diharapkan menambah skor. Namun yang terjadi adalah mereka hanya bisa mempertahankan pertandingan dengan skor yang tetap.
Kehadiran Thiago membuat lini tengah Burnley harus berkonsentrasi terhadap umpan-umpannya yang berbahaya sehingga long passing mereka sedikit menurun.Â
Salah satu hal yang menjadi hambatan adalah cuaca. Angin terlihat bertiup kencang sehingga membuay bendera yang terpasang di sudut lapangan terkulai. Begitu juga bola mati yang disimpan di lapangan bisa bergerak mengikuti arah angin karena tertiup.Â