Mohon tunggu...
Kostan D. F. Mataubenu
Kostan D. F. Mataubenu Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi Gado-gado

Suka olahraga sepak bola Memvaforitkan LIVERPOOL. . . Sesekali melirik politik

Selanjutnya

Tutup

Bola

MU Ditahan Imbang Tim Zona Degradasi, Cristiano Ronaldo Sudah Terlalu Tua untuk Liga Inggris

28 Desember 2021   09:14 Diperbarui: 28 Desember 2021   09:23 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manchester United kembali menuai hasil yang kurang baik ketika bertandang ke kandang Newcastle United dini hari tadi. Komposisi skuad di atas kertas menggambarkan bahwa seharusnya MU mendapatkan hasil kemenangan ketimbang seri apalagi kalah. Apalagi Newcastle United merupakan tim yang menempati urutan buntut yang baru meraih 11 poin termasuk 1 poin melawan MU semalam dalam 19 pertandingan. 

MU tentunya pergi ke sana dalam keyakinan penuh untuk meraih kemenangan. Apalagi skuad mereka sudah mendapatkan istirahat yang cukup karena terakhir bermain pada tanggal 12 Desember lalu menghadapai Norwich City dengan kemenangan 1-0. Waktu dua minggu lebih seharusnya memberikan energi yang cukup banyak untuk memenagkan pertandingan menghadapi tim juru kunci seperti Newcastle. Namun hasil pertandingan ini tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan yang sudah digambarkan. 

Data statistik menunjukkan bahwa Newcastle United lebih digdaya dibandingkan dengan MU meskipun MU unggul dalam penguasaan bola. 

Newcastle United tercatat melakukan 13 tembakan dengan 8 diantaranya mengenai sasaran dan 1 berbuah gol. Sedangkan MU melepaskan jumlah tembakan yang sama namun hanya 4 yang mengenai sasaran dan 1 menjadi gol. 

Hal ini menandakan bahwa pertahanan MU sangat tidak stabil dibandingkan dengan pertahanan yang dimiliki Newcastle United. Pertahanan MU medah ditembus oleh pemain-pemain depan Newcastle United. 

Sementara lini serang MU tidak sanggup membongkar pertahanan yang dibangun oleh Newcastle United. MU nyaris kalah sebelum Cavani menyamakan kedudukan. 

Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Cristiano Ronaldo. Pemain terbaik dunia tersebut tidak nampak dalam pertandingan melawan Newcastle dini hari tadi. Tercatat CR7 hanya melakukan dua tembakan off target selama bermain full time. 

Kepiawaian CR7 membobol gawang lawan musim ini di liga Inggris biasa-biasa saja dibandingkan dengan striker-striker lain di liga Inggris seperti Moh Salah, Diego Jota, Jemie Vardy dan lain-lain. 

CR7 baru melesakan 7 gol di liga Inggris. Dibandingkan dengan permainannya di Liga Italia, jumlah golnya di Liga Inggris cukup jauh. Bahkan CR7 kelihatan frustasi sehingga melakukan pelanggaran dini hari tadi, untung saja lolos dari hukuman kartu merah.

Apa yang salah dengan CR7? Menurut penulis, CR7 sudah terlalu tua untuk kompetisi seketat Liga Inggris. Liga yang terkenal mengandalkan kecepatan dan dan fisik. 

Tidak diragukan kualitas CR7 namun ia kembali bergabung dalam usia yang sudah jauh di atas. CR7 masih bisa mencetak gol, tapi mungkin sulit untuk meraih top skor. Ia akan menjadi striker biasa saja sebelum akhirnya gantung sepatu. Liga Inggris bukan tempat baginya untuk menjadi algojo tertajam. 

Liga Italia dan Spanyol mungkin masih menjadi habitat yang tepat. Apalagi dia sedang bermain di timnya saat ini yang kurang stabil secara tim maupun taktik pelatih yang berganti dalam waktu singkat. 

Hasil ini membuat mereka tertahan di peringkat 7 dengan perolehan poin sebanyak 28 berjarak 7 poin dari Arsenal di posisi 4 yang sudah bermain dua kali lebih banyak. 

Jika tidak konsisten, maka MU akan berakhir di zona liga eropa. Sulit membayangkan CR7 akhirnya bermain di liga Eropa bersama MU musim depan dalam karir profesionalnya. Hal ini karena Arsenalnya Arteta kelihatan lebih konsisten untuk mempertahankan posisinya zona liga champion. 

MU bertabur pemain mahal membutuhkan kepaduan dan kesolidan di dalam permainan. Semoga para pemain terus mencoba untuk menyesuaikan dengan taktik pelatih yang digadang-gadang oleh para fans MU sebagai "Bapak Gegen Pressing" sang guru Juergen Klopp, Thomas Tuchel dan Julian Ngalesman. Untuk para fans MU, bersabarlah. Mungkin harus mulai terbiasa dengan tim kesayangannya yang inkosisten setelah bertahun-tahun menikmati indahnya superioritas di era kepelatihan Ferguson.

Salam!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun