Mohon tunggu...
Korry Nababan
Korry Nababan Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai Pegawai di Satu Instansi di Jakarta

Sebagai alumni UNPAD dan UI saya senang melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan kapabilitas dengan mengikuti kegiatan yang positif. Selain menyukai hal-hal yang bersifat politik, saya juga senang menyalurkan hobby bernyanyi .....isu-isu sosial dan internasional juga menjadi hal yang menarik perhatian saya.....dan saat ini saya masih belajar untuk menulis dan menyampaikan uneq-uneq yang ada di pikiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bonus Demografi dan Kaitannya bagi Pertumbuhan Perekonomian Indonesia

19 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:02 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korea Selatan termasuk negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi yang dimilikinya secara optimal hingga menjadi negara maju. Korea Selatan mengalami bonus demografi sejak sekitaran tahun 1990 hingga saat ini. Data dari UNPD (United Nation Population Division)  menunjukkan pada sekitaran awal 2025 akan terjadi pergeseran pada peningkatan usia lansia penduduk Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan berhasil melakukan pengembangan modal intelektual melalui kebijakan pengembangan Human Capital melalui pendidikan. Selain membangun sekolah - sekolah kejuruan yang menjawab kebutuhan dunia usaha, komitmen Korea Selatan untuk mencapai kemajuan melalui sektor pendidikan dimanifestasikan oleh Pemerintah Korea dengan mengirimkan pelajar ke berbagai negara maju. Pengembangan tekhnologi di Korea Selatan berhasil karena keberhasilan kebijakan  investasi pada pengembangan intelektual capital sehingga Korea Selatan memiliki brand tekhnologi seperti Samsung yang bisa bersaing dengan tekhnologi dari Amerika dan Jepang.

Selain itu Pemerintah Korea berhasil mendorong pengembangan industri kreatif di negaranya dan didukung oleh etos kerja masyarakat Korea Selatan yang berkualitas. APO Outlook 2023 melaporkan produktivitas pekerja Korea Selatan menduduki posisi ke 6 dari 21 anggota negara APO. Sektor jasa Korea Selatan mengalami pertumbuhan produktivitas antara tahun 2000 dan 2020 lebih dari 1,65 persen per tahun yaitu dari USD 46.222 pada tahun 2000 menjadi USD 66.735 pada 2020. Sumbangan perdagangan jasa Korea Selatan terhadap GDP nya pada 2020 sebesar 12 persen, dengan ekspor jasanya sebesar 5 persen dan import jasa sebesar 14,7 persen.

Korea Selatan mengalami perubahan besar dalam struktur industri, yang lebih fokus pada manufaktur berteknologi tinggi. Negara ini telah meningkatkan partisipasi GVC nya melalu produk-produk manufaktur yang lebih spesialisasi dengan sentuhan tekhnologi tinggi. Diantara sektor jasa, Korea Selatan memiliki daya saing internasional yang moderat di bidang transportasi udara, hotel dan restoran. Dari tahun 2010 - 2019 Korea Selatan telah melakukan reformasi regulasi berupa penghapusan peraturan perdagangan yang menghambat aktivitas perdagangan.

Upaya Pemanfaatan Bonus Demografi di Indonesia

Indonesia mengalami bonus demografi di mulai sekitaran tahun 2012 hingga tahun 2035, dan setelah juga akan terjadi Shifting pada komposisi penduduk dimana akan terjadinya peningkatan usia tua. 

Bonus demografi yang dialami Indonesia sejak 2012 dan mencapai puncaknya pada 2020 - 2035 perlu didukung oleh kebijakan yang tepat agar bonus demografi itu tidak sia-sia bahkan mungkin akan menjadi bumerang bagi Indonesia bila Pemerintah tidak tepat dalam membuat kebijakan. Kebijakan yang tepat perlu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai posisi sebagai negara maju di tahun 2045 yang hanya tinggal 22 tahun lagi.

Upaya yang dapat dilakukan agar bonus demografi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, antara lain:

Penyediakan akses pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat tidak hanya di perkotaan tapi juga hingga ke pelosok desa terpencil di seluruh Indonesia. Kebijakan politik anggaran harus berpihak pada pencapaian kualitas SDM yang unggul. Agar penggunaan anggaran pendidikan yang saat ini sebesar 20 % dari APBN  dapat disalurkan pada porsi yang tepat guna peningkatan kualitas intelektual anak bangsa, maka penyusunan program pendidikan dan pelatihan yang tepat sasaran serta didukung oleh sistem pengawasan atas penggunaan anggaran pendidikan ini harus diperketat dengan perlunya adanya tools sistem pelaporan oleh masyarakat kepada Pemerintah dan perlindungan kepada si pelapor.

Akses pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, dan tidak dikomersialkan harus menjadi perhatian Pemerintah. Pendidikan dan pelatihan seyogjanya harus menjawab kebutuhan pasar kerja ke depan dimana tekhnologi adalah unsur yang penting dalam ekonomi masa depan. Data Asian Produktivity Organization (APO) Outlook 2023 menyebutkan bahwa dalam era perkembangan tekhnologi yang sangat masif ini, perkembangan sektor jasa non  material akan semakin meningkat. Dukungan Pemerintah untuk dapat memberikan iklim yang kondusif untuk sektor ini perlu dilakukan. Generasi yang nantinya mendominasi angkatan kerja adalah sebagian dari generasi X (1965 - 1980), Generasi Y (1981 - 1995), Generasi Z (1996 - 2010) dan Generasi Alpha (2011 - sekarang) adalah generasi yang akrab dengan tekhnologi sehingga formula pendidikan dan atau pelatihan yang ada harus menjawab semua kebutuhan tersebut.

Pendidikan dan atau pelatihan yang berkualitas akan tercapai bila salah satu variabel penentunya yaitu tenaga pengajar dan atau instruktur yang melek tekhnologi dan berkualitas tersedia. Pengawasan yang intensif agar cara-cara untuk mendapat sertifikat kompetensi oleh Guru dan atau tenaga pengajar/instruktur dapat dilakukan dengan tidak ada manipulasi. Hal ini agar nantinya tersedianya angkatan kerja yang berkualitas sebagai output dari kebijakan pendidikan yang tepat tercapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun