Tentu disini peran media diharapkan bisa lebih bijak untuk mem-blow up hal yang bersifat positif dibanding dengan hal-hal yang negatif dan jangan hanya melihat dari sisi ekonomis semata -- mata. Banyak prestasi besar yang dicapai anak-anak bangsa tidak hanya di kancah internasional tetapi juga di dalam negeri melalui penemuan-penemuan dan pencapaian baik di dunia pendidikan, seni, science dan sebagainya yang perlu untuk disebarkan dengan narasi yang dapat menggugah anak-anak bangsa untuk mengikuti pencapaian tersebut.
Tentu diera keterbukaan ini, setiap orang berhak mengaktualisasikan dirinya guna mendapatkan pengakuan, namun saya memandang di negara tercinta ini, masih banyak  insan yang belum siap mencerna informasi yang mereka dengar, mereka lihat dan cenderung mengikuti tanpa melihat kemampuan diri.
Melalui informasi yang diperoleh dan tanpa dicerna, remaja-remaja tersebut terhalusinasi untuk mengikuti gaya-gaya hidup yang dipertontonkan oleh pihak-pihak  yang menganggap bahwa uang adalah hal yang utama, melalui gaya hidup yang serba wah, kesenangan hidup, pencapaian yang mereka peroleh, dan lain sebagainya.
Kembali pada aktivitas lenggak lenggok di zebra cross, menurut saya sepertinya ini termasuk dalam terobosan kreatif (creative breakthrough), karena mereka menggunakan hal yang tidak biasa dalam melampiaskan ide kreatif mereka, namun tentu ini harus dibawa pada ranah yang benar dengan tidak merusak tatanan yang sudah baik dan mengganggu hak masyarakat banyak.
Intervensi Pemerintah  diperlukan bagi remaja-remaja yang kreatif ini (yang kalau kita lihat dari sisi positif) dengan membentuk wadah untuk mereka bisa terus berkarya dan menciptakan program yang dapat meningkatkan kapabilitas  mereka. Hal ini dapat dilakukan di tingkat desa/kelurahan melalui Karang Taruna sebagai filter awal akan banyaknya talent-talent yang ada di masyarakat kita namun tidak tersalurkan karena kondisi sosial dan ekonomi yang lemah. Disini diperlukan keberpihakan Pemerintah melalui penyediaan anggaran untuk mendukung kegiatan dimaksud. Bibit-bibit unggul yang telah difilter di tingkat bawah tersebut dapat ditingkatkan kapabilitasnya sesuai bidangnya masing-masing secara terarah yang nantinya diharapkan akan bermuara pada upaya mendukung pembangunan Nasional.
Menurut data BPS (februari 2022), bahwa dari 275 juta jiwa penduduk Indonesia terdapat sekitar 75% atau 208 jiwa adalah masuk dalam penduduk usia produktif dan kalau kita hitung lagi dari 275 juta jiwa tersebut remaja dengan usia 15 tahun s.d 24 tahun sekitar 8% atau sekitar 22 juta jiwa. Tentu dari sekian jumlah penduduk dalam rentang usia tersebut (remaja dan usia produktif lainnya) pasti banyak talenta-talenta yang terpendam di sana dan ini yang harus kita gali, ditingkatkan dan kemudian diberdayakan ke arah yang positif.
Ingat bahwa window opportunity yang dialami Indonesia saat ini melalui pergeseran struktur demografi Indonesia dimana usia produktif yang berlimpah dan yang memiliki semangat/adrenalin yang tinggi, rasa ingin tahu dan didukung oleh kehidupan digital yang menemani mereka sehari hari bisa menjadi isu sosial yang berat jika Pemerintah tidak menyikapinya dengan baik. Namun, akan menjadi hal yang sangat positif bagi mendukung proses pembangunan nasional apabila Pemerintah bisa mengambil sikap dengan kebijakan yang benar, fokus, terarah  dan terukur dan melihat hal tersebut sebagai suatu berkah bagi negara kita tercinta, INDONESIA. Salam Damai buat semua pembaca.
11 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H