Mohon tunggu...
kornelius Pinem drg
kornelius Pinem drg Mohon Tunggu... Administrasi - apa di isi

bekerja sebagai abdi negaraitu saja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sinabung Akan sampai Kapankah?

29 Januari 2014   11:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:21 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Abu menutupi sepanjang jalan yang kami lalui dan hampir semua daun daunan sudah tertutupi abu vulkanik sinabung. Para pelintas jalan menutupi muka mereka dari paparan abu yang beterbangan akibat dilalui kenderaan bermotor. Kami masih beruntung karenaberada di atas kenderaan yang tertutup dan memakai Ac sehingga  masih terasa agak nyaman melalui jalanan yang sudah banyak terpengaruh debu vulkanik .
Dari jendela mobil sambil menyetir saya sesekali melirik ke arah puncak Sinabung yang saat ini sedikit ditutupi kabut,mungkin letusan kecil saja,namunkelihatan dari puncaknya sudah kelihatan jalur aliran  lava yang sudah sampai ke kaki bukit dan mendekati pemukiman. Sepert tembok putih yang menutupi sepanjang lereng yang membuat cekungan sampai bawah dan  melebar di kaki gunung. Puncak yang begitu indah dan sedikit bewarna kuning emas dari belerang yang disinari matahari pagi yang selama ratusan tahun begitu damai ,telah menyebarkan teror yang menakutkan selama 4 bulanterakhir ini.

Walaupun posisi kami saat ini jauh dari daerah Clear Area tap efek letusan telah mempengaruhi sendi kehidupan masyarakat kami yang sebagian besar hidup dari holtikultura . Pohon jeruk yang sebagian sudah musnah oleh hama lalat buah,yang ada sekarang ini semua dah di selimuti debu vulkanik.Para petani yang lagi memanen buah jeruk ini keliatan kurang semangat sama dengan kita yang tidak semangat melihat buah jeruk yang kusam,berdebu  dan keliatan jorok. Semoga para petani tidak kehilangan semangat perjuangan untuk bertahan dalam musibah ini.

Mendekati daerah Singalor lau atau hampir 20 Km dari zona merah efek vulkanik  masih keliatan diatas rumah yang beratap seng . Kemarau disaat sekarang ini biasanya sangat mengembirakan para petani karena tanaman jagung sudah bisa dipanen tanpa gangguan hujan yang kadang membutuhkan
pengeringan yang berminggu2 yang sangat merugikan para petani jagung di sini.Tapi untuk saat ini sangat berbeda sekali ,semua roda sosial ekonomi di Tanah karo sangat terpngaruh.Para saudagar jagung yang biasanya dah mu cul pada saat saat seperti ini,semua dak keliatan batang hidungnya,,,,,,ah jagung juga idak laku,,,,,,,apa pengaruh sinabung juga????????  Mungkin dah ikut mengungsi mereka yang terlibat dalam bisnis ini,ataukah ada yang lain seperti hari raya Imlek yang menyebabkan para tauke cina meliburkan karyawannyz.

Kampung adalah daerah pengrajin tikar pandan yang banyak di pakai suku karo untuk acara adat dan menyambut tamu. Dan biasanya konsumen terbesar adalah penduduk sekitar sinabung yang sedang dilanda bencana karena mereka tidak punya kebiasaan menganyam tikar pandan karo. Sekarang akibat musibah ini para pengrajin juga mengalami kerugian secara ekonomi karena hampir tidak punya penghasilan lagii.
Ternyata pengaruh musibah bencana  alam tersebut bukan hanya mempengaruhi penduduk di zona 7Km yang sudah mengungsi tapi  hampir  semua penduduk  tanah karo pada umumnya dah mengalami  kesulitn ekonomi dan biaya hidup.Semoga musibah ini cepat berlalu dan Tanah karo trcinta kembali hijau ,damai, dan tentram ...aminnn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun