Sederhananya perang gerilya memiliki karakter yang berbeda pada perang-perang pada umumnya, dalam perang gerilya perang terbuka sangat dihindari, serangan dilakukan dengan cepat, tidak terduga dan tidak terlihat. Gerilya menggunakan lingkungan sekitar untuk melakukan penyamaran seperti hutan dan malam yang gelap. Dalam perang gerilya juga dapat melakukan penyamaran-penyamaran seperti orang biasa agar tidak mencolok dan tetap mengawasi pergerakan musuh tanpa disadari.
Sementara rakyat yang sudah muak dengan penderitaan dan penjajahan yang terjadi mendukung perjuangan dan perlawanan sehingga rakyat tak sungkan untuk memberikan rumahnya sebagai tempat persinggahan dan perlindungan Jenderal Soedirman dan pasukannya.
Penutup.
Kita harus memperbanyak dan memutar berulang-ulang #filmperjuangan dan pengenalan akan sosok seperti Jenderal Besar Soedirman agar generasi penerus bangsa mengenal bahwa banyak sudah yang berkorban darah dan nyawa untuk kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Semoga kita tidak mengenal nama besar beliau sebagai nama salah satu jalan di ibu kota saja. Tapi memahami dan menghargai perjuangan yang sudah dilakukan.
Film Jenderal Besar Soedirman lumayan bertabur aktor-aktor ternama, sebut saja, Baim Wong sebagai Soekarno, Nugie sebagai Bung Hatta dan Tan Malakan diperankan oleh Mathias Muchus, juga Lukman Sardi.
Skenario Jenderal Soedirman ditulis oleh TB Deddy Safiudin dengan sang sutradara Viva Westi, di produksi bersama Markas Besar AD, Yayasan Kartika Eka Paksi, Persatuan Purnawirawan AD dan Padma Pictures.
Merdeka.. Kira-kira enaknya nonton film apalagi ya.....
#HUTKOMiK #filmperjuangan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H