Mohon tunggu...
Kornelius Ginting
Kornelius Ginting Mohon Tunggu... Administrasi - Lelaki Biasa

-”Scripta manet verba volant”. https://www.korneliusginting.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Bungkeuleukan, Ketika Asa dan Harapan Kamu Gantungkan Bukan Kepada yang Maha Kuasa

7 November 2020   21:55 Diperbarui: 8 November 2020   15:04 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang membuat saya tertarik dan penasaran dengan film ini adalah ketika diinfokan adanya kearifan lokal yang diangkat. Sumpah penasaran banget akan seperti apa jadinya nanti.

Secara saya sendiri antipati dengan film dengan genre horor, klenik dan sejenis tapi tidak menutup kemungkinan untuk menyaksikannya, ya bersama keluarga atau komunitas.

Serupa kali ini bareng anak-anak Komika-nya Kompasiana Nobar film Bungkeuleukan.

Saya coba cari makna dari bungkeuleukan dan taraaa rupanya memiliki arti kelihatan wujudnya. Lalu apa hubungannya dengan filmnya nanti, ini juga yang membuat saya penasaran. Akan sepert apa pesan yang coba disampaikan.

Sebelum Nobar kami sendiri sempat chit-chat diruang zoom meeting dengan Kak Panji, ia ini dari group Cinema Darurat yang berkolaborasi dengan Bale Film untuk memproduksi film Bungkeuleukan.

Kak Panji menuturkan diawal bahwa bukan perkara mudah syuting ditengah pandemik beruntungnya waktu itu bulan puasa sudah berlalu. Namun syukurlah semua dapat berjalan dengan baik dan Film Bungkeuleukan berhasil dan selesai dibuat.

Sedikit bocoran dari Kak Panji tentang Film Bungkeuleukan adalah film yang berkisah tentang kehidupan Jantra, duda memiliki anak 1 hidup di pedesaan. 

Lalu konflik cerita yang coba diangkat adalah mengenai isu togel (toto gelap) yang masih marak. Hmm... semakin penasaran saja dengan akan seperti apa Film Bungkeuleukan ini?

Kak Panji sendiri berpesan agar dapat feel-nya ketika menyaksikan Film Bungkeuleukan posisikan speaker di volume tertinggi dengan suara keras yang akan membawa dan  membuat suasana horor semakin terasa.

Oh iya Film Bungkeuleukan ini masih tayang terbatas di Youtube ya, dan durasi 38 menit cukup puas untuk membawa andrenalin dan rasa penasaran sedikit naik.

Film Bungkeuleukan
Film Bungkeuleukan

Film Bungkeuleukan, Ketika Asa dan Harapan Kamu Gantungkan Bukan Kepada Yang Mahakuasa.

Jantra (tokoh utamanya diperankan oleh Ridho R Falah) sebenarnya pribadi yang biasa saja tidak terlihat berperangai buruk. Kerja rutinitas sebagai pencari rumput buat pakan ternak ia tekuni sehari-hari. 

Memang Jantra sendiri bukan tokoh yang baik juga, terlhat dari alur cerita ia yang hidup bersama anak semata wayang tanpa adanya istri.

Semua berawal dari sini, kegagalan ekonomi, kesulitan financial untuk membutuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang membuat Jantra selalu berfikir mencari jalan pintas untuk cepat kaya.

Ada beberapa cara untuk menjadi kaya atau cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Yaitu dengan bekerja dengan serius, mencari sampingan sana sini dengan berwira usaha. Sementara cara instan lainnya adalah merampok, mencuri, mencopet, yang jika tertangkap atau ketahuan minimal di penjara atau resiko terburuk adalah mati dibakar hidup-hidup oleh warga.

Namun bukan cara itu yang dipilih Jantra, ia tergiur untuk memilih alternative lain yang menurutnya lebih aman. Terlebih ia memiliki referensi seseorang yang pernah berhasil dengan cara itu. Togel (toto gelap) ini yang ia coba. Dan Jantra tertarik mengikuti pak RT yang berhasil menang. Sebagai orang desa dengan pemikiran polos, togel menawarkan sebuah harapan menggiurkan, tanpa usaha keras tapi hasilnya banyak.

Memang ia tahu juga Pak RT melakukan suatu ritual agar nomor yang pasang berhasil menang. Tapi Pak RT sendiri menegaskan bahwa ia sendiri hanya beruntung dan untuk melakukan ritual seperti yang ia lakukan tidak semua orang bisa. Diperlukan keberanian dan orang-orang tertentu saja yang berhasil melakukan seperti yang ia buat.

Namun pesan Pak RT tidak menyurutkan niat Jantra menjadi kaya dengan cara instan.   

Tanpa Jantra sadari ia sedang mempertaruhkan semua tentang hidupnya dalam satu putaran lemparan dadu. Entah ia akan berhasil atau hancur semuanya. Tidak menyangkut hanya ia dan dirinya juga tentang anak dan warga sekitaran.


Kearifan Lokal dari Film Bungkeuleukan.

Film Bungkeuleukan berdurasi 38 menit, kental dengan kearifan lokal, mengambil setting latar belakang daerah Bogor, Jasinga dengan bahasa Sunda dan desa yang masih murni belum tersentuh dengan modernisasi. Untuk masalah  bahasa yang ditampilkan  tenang tim dari Bale Film sudah membuat subtitelnya sehingga yang bukan orang Sunda seperti saya tetap nyaman menikmatinya.

Film Bungkeuleukan
Film Bungkeuleukan

Mata pencaharian penduduk desa tempat Jantra tinggal masih banyak yang mengandalkan dari bertani dan berternak.

Banyak waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik, sementara penghasilan yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ini adalah adalah asal muasal masalah. Dan ini juga masalah umum yang kerap dihadapi negara berkembang seperti Indonesia.

Kegagalan negara untuk menyokong pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan ditambah minimnya pendidikan dan pemahaman akan kerja keras untuk menghasilkan uang membuat warga mencari jalan lain untuk menjadi kaya. Sekalipun tidak masuk akal.

Harapan kepada negara yang berujung jalan buntu membuka harapan lain seperti togel, judi, dan sejenisnya. Togel disimbolisasi sebagai keberuntungan yang berujung kepada  sebuah  harapan akan suatu keberhasilan. Namun seperti yang diberitahukan dukun yang membawa Jantra, semua kembali lagi kepada nasib masing-masing.

Pesan yang coba disampaikan menurut produsernya itu kurang lebih  adalah "Kalau hidup susah apakah karena kesialan kita sementara yang lain menjadi kaya adalah kerena kebetulan dan  keberuntungan segelintir orang." Entahlah.

Namun menurut saya Film Bungkeuleukan pantas disimak tidak hanya menikmati kearifan lokal yang ditampilkan. Tapi coba pelajari pesan moral yang ada mulai dari mencoba memajukan perekonomian sekitar, memajukan sektor pendidikan, keagamaan dan kebudayaan. Mengapa?

Karena kalau semua itu tidak muncul dan tidak hadir dalam sebuah peradaban manusia, maka ini lah yang terjadi di Film Bungkeuleukan.

Untuk sementara Film Bungkeuleukan tayang terbatas di Youtube untuk komunitas, sementara untuk kalangan umum pantengin akunnya Bale Film, nanti akan diinfokan disana.

Selamat menyaksikan.

#NobarKOMIK #KomikXBaleFilms #NobarBungkeuleukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun