Yang membuat saya tertarik dan penasaran dengan film ini adalah ketika diinfokan adanya kearifan lokal yang diangkat. Sumpah penasaran banget akan seperti apa jadinya nanti.
Secara saya sendiri antipati dengan film dengan genre horor, klenik dan sejenis tapi tidak menutup kemungkinan untuk menyaksikannya, ya bersama keluarga atau komunitas.
Serupa kali ini bareng anak-anak Komika-nya Kompasiana Nobar film Bungkeuleukan.
Saya coba cari makna dari bungkeuleukan dan taraaa rupanya memiliki arti kelihatan wujudnya. Lalu apa hubungannya dengan filmnya nanti, ini juga yang membuat saya penasaran. Akan sepert apa pesan yang coba disampaikan.
Sebelum Nobar kami sendiri sempat chit-chat diruang zoom meeting dengan Kak Panji, ia ini dari group Cinema Darurat yang berkolaborasi dengan Bale Film untuk memproduksi film Bungkeuleukan.
Kak Panji menuturkan diawal bahwa bukan perkara mudah syuting ditengah pandemik beruntungnya waktu itu bulan puasa sudah berlalu. Namun syukurlah semua dapat berjalan dengan baik dan Film Bungkeuleukan berhasil dan selesai dibuat.
Sedikit bocoran dari Kak Panji tentang Film Bungkeuleukan adalah film yang berkisah tentang kehidupan Jantra, duda memiliki anak 1 hidup di pedesaan.
Lalu konflik cerita yang coba diangkat adalah mengenai isu togel (toto gelap) yang masih marak. Hmm... semakin penasaran saja dengan akan seperti apa Film Bungkeuleukan ini?
Kak Panji sendiri berpesan agar dapat feel-nya ketika menyaksikan Film Bungkeuleukan posisikan speaker di volume tertinggi dengan suara keras yang akan membawa dan membuat suasana horor semakin terasa.
Oh iya Film Bungkeuleukan ini masih tayang terbatas di Youtube ya, dan durasi 38 menit cukup puas untuk membawa andrenalin dan rasa penasaran sedikit naik.