Mohon tunggu...
Kornelius Ginting
Kornelius Ginting Mohon Tunggu... Administrasi - Lelaki Biasa

-”Scripta manet verba volant”. https://www.korneliusginting.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Jalan, Maestro Ambyar

6 Mei 2020   12:53 Diperbarui: 6 Mei 2020   12:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribunnews.com

Titik pagi menapaki hari

Engkau pergi tanpa sekalipun mengabari

Sejenak memberi tangis tiada terperi

Untuk kaum yang selalu patah hati

The god father mereka memanggilmu

Hanya orang biasa selalu ucapmu

Banyak yang terkesan oleh lirikmu

Seakan mengobati hati yang terluka akibat sesuatu

Sekarang semua diam tergugu

Mencari jawab dalam kepergian

Mengapa ini seakan cepat terjadi tanpa ragu

Engkau pergi .. benar benar pergi tanpa kembali

Hei...hei.. jangan menangis terlalu lama pesanmu

Boleh bersedih asal seperlunya

Siapa yang tahu sedih mendera

Melihat maestro tidak ada bersuara

Kabar kilat bukan tempo yang cepat

Lidah tercekat tak mampu bersuara

Semua seakan gelap pekat

Bergelayut tanpa harap dan secercah asa

Pergi..pergilah dalam damaimu maestro

Biarkan kami mengenang semua dalam nanar arti melodi yang kau titipkan

Dalam secarik kata seuntai lagu

Menikmati dalam diam sunyi makna mu

Biar.. biarlah ambyar ini kunikmati sendiri

Seperti lagu yang banyak memiliki arti

Semua pesan seakan tak berarti

Ambyar hati mewakili kepergian maestro sejati...

Selamat jalan ucapku untuk terakhir kalinya

Suka tidak suka engkau tak kan pernah bisa kembali

Tak mungkin berbalik menapaki jalan serupa

Masing masing memiliki takdir yang berbeda.

Semoga kau tenang disisiNya

Tertawa bersama melihat kegundahan hati dari sana

Melihat kami disini tergugu tanpa rupa derita

Demi sebuah melodi yang tidak terucap

Tutup cerita manis ini maestro

Menjadi sebuah kisah yang bukan solo

Tapi tersohor sampai ke penjuru antero

Demi sebuah cerita dari melodi baru yang tetinggal menjadi sebuah kenangan

Manis menjadi kisah yang tiada tertawan dan juga berkawan

Ya.. selamat jalan maestor... kisahmu abadi

Ambyar mu akan selalu abadi

Menjadi sebuah cerita sejati

Tuntunan sebuah melodi

^^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun