Mohon tunggu...
Kornelius Ginting
Kornelius Ginting Mohon Tunggu... Administrasi - Lelaki Biasa

-”Scripta manet verba volant”. https://www.korneliusginting.web.id/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sakit tapi Tidak Mau Berterusterang, Fenomena yang Bukan Barang Baru

17 April 2020   22:49 Diperbarui: 17 April 2020   22:48 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sederhananya Covid 19 adalah penyakit sejenis flu, sebagian menyatakan lebih berbahaya pendahulunya seperti Sars dan Mers. Namun efek ke khawatirannya bener- bener membuat siapa saja yang normal pasti ketakutan. Saya sendiri pun serupa, gemetar dengan Covid 19.

Kalau dulu kita ingat yang berbahaya itu dan memiliki stigma negatif adalah penderita HIV AiDS. Karena beredar di masyarakat kebanyakan yang mengidap itu adalah para penjaja kenikmatan dan pengguna narkoba.

Hingga muncul wanita-wanita yang tak berdosa, yang menjadi sarana penularan ulah pasangan mereka dan imbasnya ke diri perempuamln tadi bahkan anak yang dikandungnya (jika sedang hamil). Baru cara pandang kita berubah. Itu dulu sekarang zaman sudah berbeda.

Efek Corona Virus.

Sekarang ada virus yang kembali memperlakukan penderitanya sama seperti penderita Virus HIV. Sehingga banyak penderita yang menyembunyikan informasi, hanya memberikan keterangan sebagian bahkan berbelit-belit.

Ada semacam kekhawatiran yang beredar jika divonis mengidap Covid 19, habis hidupmu. Memang sich tidak dipungkiri, saat ini begitulah kenyataannya. Sakit, masuk karantina, tidak boleh dibesuk, kalaupun nanti meninggal ga boleh diantarkan dan diadakan seremonial pemakaman yang normal. Sedih kan dan siapa juga yang mau diperlakukan seperti itu.

Nah berbeda dengan HiV ketika kita tidak jujur, konsekuensinya paling hanya diri kita yang menderita sakit berkepanjangan. Dan semakin sulit untuk disembuhkan.

Sementara si Corona ini berbeda, mungkin saja pasien merasa sakit biasa atau bahkan sehat. Tapi ketidaktahuannya dia karena sakit atau pernah berinteraksi dengan penderita Covid menjadikan siapa saja bisa tertular, termasuk petugas medis yang melakukan pemeriksaan ya.

Belum lagi stigma ketidak tahuan yang beredar dimasyarakat sehingga menolak untuk menerima pasien sembuh dan berinteraksi normal seperti sedia kala hingga kekuatiran akan penguburan pasien dengan suspect Covid 19.

Dan benar saja, membaca kompas on line hari ini yang dibagikan melalui status wa seorang teman membuat miris.

Seorang pasien yang tidak jujur menyatakan penyakitnya membuat sejumlah dokter dan tenaga medis terpapar virus corona.

Setidaknya 46 tenaga medis rumah sakit kariadi Semarang kini harus diisolasi mandiri di Hotel Kesambi Semarang.

Tapi memang tidak diceritakan alasan mengapa pasien tersebut berbohong. Saya kok khawatirnya jangan-jangan dia juga ga tahu kalau sebenarnya dirinya terpapar virus Covid 19.

Atau kalaupun dia terpapar melihat kondisi fisiknya masih kuat. Sebisa mungkin menyangkal bahwa dirinya terpapar penyakit ini.

Saya jadi teringat status seorang teman yang melintas di time line FB. Ayahnya suspect tubercolosis (TB) dan datang dengan keluhan sesak. Dokter tidak berani ambil resiko, meskipun sang ayah benar punya riwayat TB, siapa yang dapat memastikan bahwa penyakitnya yang ia bawa ke RS bukan Covid 19.

Saat ini semua pasien sakit yang datang ke rumah sakit statusnya diwaspadai sebagai Covid 19.

Bahkan beberapa minggu lalu ada kerabat yang sudah negatif pun hasil tes nya dan meninggal, tetap diperlakukan layaknya meninggal karena virus terkutuk ini.

Alhasil keluarga pun bingung apalagi kerabat. Karena kalau bukan Corona mengapa tidak boleh dilakukan pemakaman secara normal. Lalu hasil negatif yang ditunjukkan maknanya apa?

Saat ini, pilihan kita tidak banyak memang dan sulit, tetap dirumah serta menjauhkan diri sementara dari keramaian adalah pilihan bijak.

Sebagian dengan alasan untuk tetap bertahan hidup dan mengakomodir kepentingan orang banyak masih tetap diharuskan untuk bekerja.

Entahlah... fenomena apalagi yang terjadi dan sedang berkembang di bangsa ini. 

Semoga semuanya cepat berlalu dan kita beraktivitas seperti sedia kala.

Amin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun